Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Getir

17 April 2024   10:10 Diperbarui: 17 April 2024   10:12 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi: Getir

Dalam pelukan senja yang meranggas,
Terhamparlah kesedihan yang getir.
Bayang-bayang kehilangan menghiasi langit,
Menggetarkan hati yang penuh duka.

Di antara riuh rendah kehidupan,
Ada kesendirian yang mengalir dalam.
Terkadang getir menghampiri tanpa aba,
Menggelayuti jiwa yang rapuh dan terluka.

Namun dari getir, ada kekuatan yang tumbuh,
Dari rasa sakit, ada pembelajaran yang dalam.
Kita menjadi lebih kuat dalam kelemahan,
Dan lebih bijaksana dalam setiap langkah.

Jadi hadapilah getir dengan hati yang teguh,
Jadikan itu sebagai pijakan menuju keberanian.
Dalam getir, kita menemukan keajaiban,
Menyadari bahwa hidup adalah perjalanan yang penuh warna dan getir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun