Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gerimis Melanda Hati

11 April 2024   12:45 Diperbarui: 11 April 2024   12:47 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gerimis Melanda Hati: Sebuah Puisi Mudigah

Gerimis turun membasahi bumi,
Menyapa kalbu dengan rasa pilu.
Membayangkan dirimu, mudigah kecil,
Terselip di rahim, rapuh dan mungil.

Dua bulan telah kau lalui,
Perjalananmu masih panjang di nanti.
Berkembang dalam pelukan kasih Ibu,
Menanti hari untuk dilahirkan ke dunia fana.

Namun, gerimis ini membawa tanya,
Akankah kau lahir dengan selamat dan ceria?
Ataukah kau terhalang oleh takdir yang berbeda,
Sebelum kau melihat dunia yang fana.

Air mata menetes di pipi,
Doa dipanjatkan dengan penuh harap.
Ya Tuhan, jagalah mudigah kecil ini,
Berikan dia kesehatan dan kebahagiaan.

Gerimis ini bagaikan air mata,
Menetes untukmu, mudigah tercinta.
Semoga kau tumbuh dengan sempurna,
Dan menjadi kebahagiaan bagi semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun