Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melodi Ketegasan: Memandu Jiwa yang Bimbang

9 April 2024   16:58 Diperbarui: 9 April 2024   16:59 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melodi Ketegasan: Memandu Jiwa yang Bimbang

Di persimpangan jalan yang penuh keraguan,
Langkah kaki gontai diiringi rasa kebingungan.
Pikiran diliputi kabut yang menyesakkan,
Mencari arah yang tak kunjung terlihat.

Suara hati berbisik, "Jangan menunda-nunda!
Tegaslah dalam melangkah, jangan ragu-ragu!
Jauhkan kebingungan yang membelenggu jiwa,
Temukan jalanmu, raihlah cita-cita.

Jangan berkeliaran tanpa tujuan,
Fokuslah pada langkahmu, ikuti intuisi.
Jangan pasif dan terjebak dalam ketakutan,
Beranilah melangkah, hadapi rintangan.

Jangan agresif dan terbawa emosi,
Tetaplah tenang, kendalikan diri.
Berpikirlah jernih, dengarkan suara hati,
Temukan solusi terbaik, jalani hidup ini.

Jangan hanya memikirkan bisnis,
Lihatlah dunia dengan sudut pandang yang luas.
Pedulilah pada sesama, bantu mereka yang membutuhkan,
Sebarkan cinta kasih, ciptakan kedamaian.

Hidup ini penuh dengan pilihan,
Tegaslah dalam menentukan jalanmu.
Jangan menunda-nunda, jangan ragu-ragu,
Langkahlah dengan berani, raihlah mimpimu.

Langkah Tegap

Jangan menunda-nunda, kata hati tegap,
Langkah pasti, tak perlu ragu terlalu lama.
Jangan bingung, arahkan pikiranmu jelas,
Tujuan di depan, jangan terbius oleh masa lalu.

Jangan berkeliaran, fokuslah pada jalur,
Tak ada waktu untuk tergoda oleh sisi.
Jangan pasif, juga jangan berlebihan agresif,
Keseimbangan diperlukan, dalam setiap langkah.

Jangan hanya memikirkan bisnis, pikirkanlah lebih luas,
Kehidupan adalah labirin dengan banyak jalur.
Bisnis penting, tapi ada lebih dari itu,
Cinta, keluarga, dan pertumbuhan pribadi juga berarti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun