Puisi Misteri Alam: Bumi Tua, Era Digitalisasi
Bumi, oh bumi, ibu pertiwi,
Tempat aku berpijak, bernafas, dan hidup.
Di atasmu aku menari, bernyanyi, dan menangis,
Bersamamu aku merasakan suka dan duka.
Hari ini aku datang kepadamu,
Memohon restu dan perlindungan.
Aku ingin hidup damai dan sejahtera,
Bersama alam dan semua makhluk hidup.
Berikan aku kekuatan untuk menjaga kelestarianmu,
Menanam pohon, membersihkan sungai, dan menjaga laut.
Ajarkan aku untuk hidup selaras dengan alam,
Menghargai setiap ciptaan-Mu.
Berikan aku kebijaksanaan untuk menggunakan teknologi,
Agar tidak merusak bumi dan seisinya.
Bimbing aku untuk hidup bertanggung jawab,
Demi masa depan yang lestari dan gemilang.
Bumi, oh bumi, restuilah aku,
Berikan aku kekuatan, kebijaksanaan, dan cinta.
Aku berjanji akan menjagamu dengan sepenuh hati,
Demi bumi yang hijau, damai, dan sejahtera.
Terima kasih, bumi, atas segala yang kau berikan,
Semoga aku bisa menjadi penjagamu yang baik.
Mari kita jaga bumi bersama,
Demi masa depan yang lebih cerah.
Bumi ku sudah tua, usianya tak terkira,
Menyaksikan silih berganti zaman dan peradaban.
Misteri alam terukir di setiap jengkal tanahnya,
Menantang manusia untuk memecahkannya.
Gunung menjulang tinggi, lautan membentang luas,
Hutan rimbun menyimpan rahasia tak terjamah.
Suara angin berbisik, ombak menari di pantai,
Menceritakan kisah-kisah yang tak terlupakan.
Namun, bumi kini dihadapkan pada tantangan baru,
Era digitalisasi dan kecerdasan buatan yang melaju.
Manusia terlena dalam kecanggihan teknologi,
Lupa menjaga keseimbangan alam dan harmoni.
Bumi ku berbisik, "Ingat, waspada dan berjaga-jagalah!
Jangan biarkan teknologi menelanmu,
Jaga kelestarian alam, rawatlah dengan cinta,
Demi masa depan yang lestari dan bahagia."