Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jiwaku Sekuntum Bunga Kamboja

18 Maret 2024   13:31 Diperbarui: 18 Maret 2024   13:40 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jiwaku Sekuntum Bunga Kamboja

Jiwaku sekuntum bunga kamboja,
Mekar di tanah tandus penuh duka.
Meski tak seindah melati dan mawar,
Namun jiwaku tetap bersyukur dan bercahaya.

Kelopak jiwaku putih bersih tanpa noda,
Simbol kesucian dan ketulusan cinta.
Meskipun hidup di tengah nestapa,
Jiwaku tetap tegar dan takkan pernah menyerah.

Akar jiwaku tertanam kuat di bumi,
Mencari sumber kehidupan dan makna sejati.
Meskipun diterpa badai dan hujan badai,
Jiwaku tetap kokoh dan takkan tergoyahkan.

Harum jiwaku semerbak mewangi,
Menyebarkan cinta dan kasih sayang di bumi.
Meskipun tak selalu dihargai dan dimengerti,
Jiwaku tetap ikhlas dan terus menebar kebaikan.

Jiwaku sekuntum bunga kamboja,
Tegar bersemi di tanah yang gersang.
Kelopaknya menyemarakkan kehidupan,
Dalam kehangatan cinta kasih yang mengalir dalam diri.

Akar jiwaku merajut kuat, seperti akar pohon raksasa,
Menyatu dengan bumi, kokoh berdiri dalam badai.
Kelopaknya berkilauan bagai sutra putih,
Memancarkan keindahan yang tiada tara.

Harum jiwaku mengalir dalam angin,
Menyapu hati yang resah, menenangkan jiwa yang gelisah.
Bagaikan aroma surga yang mempesona,
Mengajak untuk menyelami kedamaian yang abadi.

Jiwaku sekuntum bunga kamboja,
Melambangkan keteguhan, kehangatan, dan keindahan.
Dalam setiap detik yang berlalu, dalam setiap hembusan angin,
Jiwaku tetap bersinar dalam cinta kasih yang tak terhingga.
Jiwaku sekuntum bunga kamboja,
Simbol ketangguhan dan keindahan di tengah kegelapan.
Meski hidup di dunia yang penuh ujian,
Jiwaku tetap bersinar dan membawa harapan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun