Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Cerita Duka Masa Lalu

27 Februari 2024   06:13 Diperbarui: 8 Maret 2024   19:09 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wirestock on Freepik

Di sudut memori yang terdalam,
Tersimpan kisah pilu yang tak terlupakan.
Luka lama yang masih terasa perih,
Membayangi hari-hari dengan kesedihan.

Masa lalu yang kelam,
Penuh dengan duka dan air mata.
Kenangan pahit yang tak terhapuskan,
Membuat hati terasa teriris pilu.

Wajah-wajah yang telah tiada,
Terngiang dalam mimpi dan kenyataan.
Suara-suara yang tak terdengar lagi,
Menyisakan kerinduan yang mendalam.

Rasa sakit yang tak terobati,
Membuat hati terasa hampa dan sunyi.
Kehilangan yang tak tergantikan,
Membuat hidup terasa tak berarti.

Namun, di tengah duka yang mendalam,
Masih ada secercah harapan yang tersisa.
Kenangan indah yang tak terlupakan,
Memberikan kekuatan untuk terus melangkah.

Masa lalu adalah bagian dari hidup,
Yang tak bisa diubah dan dihapuskan.
Belajarlah dari masa lalu,
Dan jadikan itu sebagai kekuatan untuk masa depan.

Meskipun duka masih terasa perih,
Teruslah melangkah maju dengan tegar.
Yakinlah bahwa kebahagiaan akan datang,
Dan masa depan yang cerah menanti di depan mata.

Cerita duka masa lalu,
Adalah sebuah pelajaran berharga.
Bahwa hidup tak selalu indah,
Dan ada kalanya kita harus merasakan duka.

Namun, janganlah terpuruk dalam kesedihan,
Bangkitlah dan teruslah melangkah.
Hadapilah masa depan dengan penuh optimisme,
Dan yakinlah bahwa kebahagiaan akan selalu datang.

Di dalam lipatan masa lalu, terpendam cerita duka,
Yang menghantui hati dan menggugah kenangan.
Setiap kali hujan turun, setiap kali angin bertiup,
Maka kembali terdengar isak tangis dan rintihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun