Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Batu

14 Februari 2024   00:05 Diperbarui: 14 Februari 2024   00:14 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul puisi: "Batu"


Orang sekredibel apa pun,
dengan fakta-fakta sejelas apa pun,
akan tetap menjadi batu.
Bukan bodoh,
cuma memang batu tidak bisa berpikir.

Telinga mereka tersumbat,
mata mereka tertutup,
hati mereka terkunci.
Kebenaran bagaikan air di atas batu,
tak meresap,
tak meninggalkan jejak.

Namun,
janganlah kau bersedih,
hai orang yang baik.
Tetaplah bersinar bagaikan mentari,
meski batu takkan pernah mengerti.

Teruslah sebarkan kebaikan,
meski batu takkan pernah tersentuh.
Yakinlah,
bahwa di sisi-Nya,
kau akan mendapat tempat terbaik.

Di sana,
kebaikanmu akan dibalas dengan kebahagiaan,
ketulusanmu akan dibalas dengan kedamaian.
Dan batu?
Biarlah batu menjadi batu.
Di balik fakta-fakta yang terang,
Batu tetaplah batu, tak tergerakkan.
Tak terpedaya oleh cinta atau penyesalan,
Ia diam dalam keteguhan, tanpa cela.

Meski orang sekredibel bersuara,
Takkan mengubah hakikatnya yang jelas.
Tak bisa dia pikir, tak bisa dia rasa,
Hanya diam dalam keabadian yang tiada tara.

Bukanlah ia bodoh, hanya tak bisa berpikir,
Sebagai batu, ia takkan pernah terdengar.
Namun bagi yang baik, tempatnya terpahat jelas,
Di sisi-Nya, dalam keindahan yang abadi dan tulus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun