Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surga yang Semu

17 Januari 2024   07:45 Diperbarui: 17 Januari 2024   08:17 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Surga yang Semu di Kaya Permanen

Di balik gemerlapnyaKekayaan yang tak terkiraTersimpan semu surgaYang takkan pernah nyata

Manis di awal
Pahit di akhir
Nikmatnya hanya sesaat
Seperti fatamorgana di gurun pasir

Harta yang berlimpah
Tak mampu membeli
Kebahagiaan yang abadi
Hidup yang penuh makna

Surga semu kilauan kekayaan,
Permanen, tapi hati terluka dalam kesia-siaan.
Emas dan permata bersinar di sana,
Namun kebahagiaan sejati, di mana?

Dalam kekayaan tak terbatas,
Jiwa terpenjara, kehilangan makna kasih sayang yang tulus.
Surga semu, hampa dalam gemerlapnya,
Harta melulu, kehidupan pun menjadi hiruk-pikuk yang nyata.

Kekayaan permanen, tetapi ruh terluka,
Puisi surga palsu, dalam kehidupan yang tak sungguh.
Cari makna yang sejati, jauh dari ilusi kekayaan,
Surga sejati, dalam kebaikan dan cinta yang abadi.

Surga yang hakiki
Terletak di hati yang bersih
Tersirat dalam cinta yang ikhlas
Terungkap dalam kasih sayang yang tulus

Mari kita tinggalkan
Surga yang semu
Mari kita raih
Surga yang permanen

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun