Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kesabaran Diri

9 Januari 2024   14:14 Diperbarui: 9 Januari 2024   14:17 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam hening yang melahirkan sabar,
Diri terbentang, menahan hasrat memburu.
Seperti akar yang merayap di tanah kering,
Kuikat rindu yang ingin merebak.

Dalam sunyi, tercipta ruang hampa,
Menahan diri, menelusuri lorong kesabaran.
Sebagai mata air yang menantikan hujan,
Hadirnya kesabaran adalah ciptaan terindah.

Langit membisu, merayap awan di langit,
Bibir merintih, menahan kata-kata yang ingin keluar.
Seperti ombak yang merangkak di pantai,
Aku menahan diri, membiarkan kesabaran tumbuh.

Pada setiap detik yang merangkak,
Kuukir puisi di dinding hati yang tegar.
Menahan diri, bukanlah kelemahan,
Melainkan kemenangan terbesar dalam kebijaksanaan.

Kesabaran, senjata yang tak kelihatan,
Dalam diam, ia menyanyikan lagu kebijaksanaan.
Sebagai pohon yang tegar di tengah badai,
Aku menahan diri, menggali kesabaran dalam diri.

Biarlah waktu menjadi sahabat yang setia,
Menuntun langkah dalam kesabaran yang sejati.
Seperti bunga yang mekar di musim yang tepat,
Aku menahan diri, menggali kesabaran diri.

Dalam penantian yang penuh makna,
Hati menari-nari di atas reruntuhan impian.
Kesabaran, pelita di malam kegelapan,
Menuntun langkah, menerangi jalan yang panjang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun