Kami masihlah berusaha berdiri dengan tegak, menghirup nafas dan mencerna kejadian yang kami lewati. Betapa banyak hikmah dipetik, dari keterpurukan pernah dirasakan.
Bahwa sedemikian rapi rencana manusia, dengan mudahnya bisa dibolak- balikan semesta. Hal ini menunjukkan, betapa kerdil dan lemahnya manusia. Dan sikap sombong itu, tidaklah pantas disandang manusia manapun.
Bahwa setiap keadaan, dengan mudahnya bisa berubah. Bahwa roda kehidupan berputar, dengan lekasnya dari atas meluncur ke bawah. Hidup dikatakan dewasa, ketika sampai di tahap "ya Sudahlah."
Saya merasakan, kalimat ya sudahlah sebagai tanda pasrah berserah. Kalimat yang sangat mewakili, runtuhnya ego yang selama ini dibangga- banggakan. Kalimat penyadaran, lemahnya manusia di hadapan Sang Pencipta.
Kompasianer, yang tengah atau pernah di titik nadir kehidupan. Saatnya merendahkan diri serendah- rendahnya, menyadari kelemahan seorang hamba. Dan proses hidup dikatakan dewasa, ketika kita sampai di tahap "ya sudahlah."
Semoga bermanfaat.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI