Saya team tidak setuju, dengan seliweran pernyataan di medsos atau platform apapun. Â Yaitu "tidak apa-apa jomlo asal bahagia", atau "menikah untuk bahagia".
Percayalah, di situasi dan kondisi apapun pasti ada ujian. Demikian sunatullah berlaku, demi kebaikan manusia itu sendiri. Justru dari ujian, akan membentuk manusia menjadi pribadi bijaksana.
Yang memilih hidup membujang, sampai usia lanjut. Niscaya, tak lepas dari uji coba dan tantangan. Misalnya ketika terserang sakit mendadak, keadaan super repot ditangani sendiri.
Senior saya bujangan, pernah di kondisi demikian. Perawakan gagah itu, tak sanggup berdiri berlama-lama. Penampilan yang rapi jali, mendadak kusut tak berselera. Kami teman-teman, membantu seperlunya saja.
Pun bagi orang yang menikah, tak selamanya pernikahannya adem tentrem. Bisa jadi suami istri kompak dan setia, diuji soal kesempitan ekonomi. Musti memutar otak, memenuhi kebutuhan keluarga. Pada saat sekolah anak musti dibayarkan, pusing mencari jalan keluarnya.
Demikian skenario kehidupan diperjalankan, bahagia dan sedih adanya dipergilirkan. Tugas manusia, menjalani sebaik-baiknya. Memilih keputusan sejalan syariat, sesuai tuntunan dan panduan kehidupan.
Bagi yang muslim, tauladannya Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Jomlo atau Menikah Sama Berat
Semesta berjalan sesuai fitrahnya, meski disangkal tak kan bergeser sedikitpun. Setiap manusia tak lepas dari ujian, tetapi disitulah kualitasnya terukur.
Bahwa fitrah manusia diciptakan berpasangan, tugas kita menunaikannya. Berat memang, tak mudah memang, tetapi menjomlo nyatanya sama berat dan tidak mudah.