Nyaris dua tahun masa suram itu berlangsung, buktinya kita masih bisa berdiri tegak.
Memang tubuh ini penuh dengan luka, tetapi jiwa bertahan itu masih memihak.
Saya tersadarkan, betapa setiap kita ditakdirkan sebagai petarung yang tangguh.
Senestapa dan sepedih apapun kejadian, dijalani dengan berusaha untuk tetap bertahan.
Tidak sedikit diantara kita terkoyak, roda perekonomian carut marut akibat kehilangan pekerjaan.
Tertatih menjalani hari ke hari, akibat hanyut dalam situasi yang tidak pasti.
Tetapi nyatanya kita masih bertahan, masih bernafas, masih tersenyum, masih bernyanyi, masih menggantang harap.
Ya, kita manusia ditakdirkan sebagai makhluk adaptif, memiliki jiwa survival yang pentium.
Maka sungguh sempurna kasih penciptaan-MU ya Rabb.
Seberat apa beban disandang, nyatanya kita bisa betahan.
Semoga bermanfaat.