Betul, hanya sekedar makanan. Â Tetapi di saat benar-benar membutuhkan, makanan tidak lagi dikatakan "sekedar".
-----
Kajian bersama Ustad Budi Ashari dan dokter Zaidul Akbar, menemani Jumat pagi saya pekan ini. Dokter yang pintar mengolah makanan, Â menguak rahasia dibalik kegiatan makan.
Ya, kegiatan yang saban hari Kompasianer lakukan.
Konsep kesehatan menurut Ibnu Qoyim, bahwa raga yang kuat bermula dari jiwa yang kuat. Artinya bermula dari kesehatan jiwa, maka akan memengaruhi kesehatan fisik.
Jadi kalau ada pandangan, bahwa makanan menjadi muasal atau sumber kesehatan fisik. Bisa jadi benar ada kontribusinya, tetapi tidak sepenuhnya benar.
Karena asupan yang dimasukkan tubuh secara berlebihan, kemungkinan banyak mudhorot-nya. Orang yang makan berlebihan (sampai bega), lazimnya makan dengan menyertakan syahwat atau nafsu.
Orang yang cara makannya tidak terkontrol, biasanya menghasilkan kegemukan. Tubuh subur bukan lagi tanda makmur, justru menjadi tempat munculnya penyakit ini dan itu.
Saya pernah mengalami sendiri, saat memiliki tubuh gemuk dengan bobot satu kuintal
Saya gampang kecapekan, lari sebentar saja nafas ngos-ngosan. Seminggu atau dua minggu sekali kerokan, karena mudah masuk angin. Dengan badan sebesar itu, gerakan saya cenderung lambat dan tidak gesit.