Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Makanan Bisa Mencerminkan Jatidiri Seseorang

28 Mei 2021   14:04 Diperbarui: 29 Mei 2021   05:11 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya baru sadar bahwa kebiasaan salah kaprah, setelah sakit dan dokter mendiagnosa ada indikasi menuju pelemakan hati.

Saya mengamini penjelasan narsum, bahwa untuk mengerem nafsu makan, tidak dibutuhkan otot yang kuat dan fisik yang tegap. Yang diperlukan adalah kemauan kuat, yang dibutuhkan adalah tekad tangguh, keinginan teguh untuk berubah menjadi lebih baik.

dokpri
dokpri
Masih menurut dr Zaidul, manusia adalah makhluk hormon. Qolbu atau hati ditakdirkan sewaktu waktu berubah, perubahan itu tergantung dari apa yang dilihat (mata) dan didengar (telinga).

Terkait dengan makanan, kita musti melawan nawa nafsu (lapar) agar tidak lapar mata dan telinga. Maksudnya kita makan, tidak sekedar karena tertarik penampilan makanan atau karena mendengar promo makanan.

Sejauh sasaran kita makan adalah kesenangan dan kenyang, saya sarankan kita belajar banyak mengelola hawa nafsu.

Makanan Bisa Mencerminkan Jatidiri Seseorang

Telah dicontohkan oleh Shalafus Sholeh, bahwa tujuan makan orang alim adalah menegakkan tulang sulbi agar bisa beribadah. Konsep makan yang benar untuk memenuhi hak tubuh, jadi tidak untuk mengenyangkan.

Makan berlebihan tidak baik, membuat zat dalam asupan tidak terserap secara maksimal. Lama kelamaan tertimbun menjadi lemak, akhirnya menjadi gemuk kemudian obesitas.

Pemilihan makanan memengaruhi output, konon daging memiliki karakter panas. Muslim dilarang makan daging binatang buas atau bertaring, karena bisa memengaruhi karakter.

-----

dokpri
dokpri
Kompasianer, di bulan Ramadan kita dilatih menahan dari dari lapar dan haus dari terbit fajar hingga tiba bedug maghrib. Bagi yang muslim, saya yakin merasakan nikmatnya berbuka, terutama ditegukan pertama atau kedua air minum setelah adzan berkumandang.

Selain kenikmatan ragawi, sejatinya hawa nafsu ini tengah diuji. Yaitu pilihan antara meneruskan makan dan minum, atau istirahat sejenak dan mengutamakan ibadah sholat maghrib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun