Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Setiap Lingkungan Kerja akan Toksik pada Waktunya

26 Mei 2021   12:54 Diperbarui: 27 Mei 2021   06:43 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lingkungan kerja toksik | Sumber: pexels/rawpixel.com

Saya menunjukkan ketidaksukaan, dengan sanggahan, raut muka kecut. Setelah cukup terganggu, sikap berontak saya tunjukkan terang-terangan.

Terbersit di benak ini, sebegitu berat dan sengsaranya dunia kerja. Setiap kali pulang kerja, selain lelah secara fisik saya merasa begitu nelangsa.

Merasa juniornya berani menentang, teman ini justru kelakuannya semakin menjadi-jadi. Sikapnya membuat saya jengah dan tidak kerasan, maka melamar ke tempat pekerjaan lain.

Tidak genap setengah tahun bekerja di restoran, saya diterima di kantor lain dan tentunya dengan tantangan yang berbeda.

Di tempat pekerjaan baru lingkungannya jauh berbeda, sebagian besar karyawan sudah berkeluarga. Konflik antar teman relatif minim, tetapi dengan wajah berbeda tetap saja ada teman toksik.

Kemudian setelah berpindah dan berpindah lagi, tetap orang berperan sebagai toksik ditemui. Ada teman yang semula baik-baik saja, tetapi di perjalanan berubah sikap.

Perubahan bisa disebabkan banyak hal, misalnya prestasi satu mengungguli yang lain. Sehingga fasilitas didapat tak sama, sehingga muncul benih atau sikap ketidaksukaan dan seterusnya. 

Tetapi saya mulai bisa menyikapi, seiring bertambahnya umur dan pengalaman.

Setiap Lingkungan Kerja akan Toksik pada Waktunya

Tak ada orang bisa menjamin sepanjang perjalanan hidupnya selalu diliputi kesenangan. Meskipun seorang sultan sekalipun, atau orang berlimpah harta dan kekuasaan.

Bahwa sedih dan senang adalah satu paket, bahwa berlelah-lelah dan istirahat adalah satu kesatuan. Sunatullah telah mengatur sedemikian rupa.

dokPri
dokPri
Kalau saja tidak dipertemukan dengan teman yang nyebelin di restoran (tempat kali pertama bekerja). Kemungkinan saya tidak belajar, bahwa dijutekin dan atau dijadikan sasaran ketidaksenangan orang itu tidak enak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun