Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wanita Tangguh Itu Biasa Kami Sebut Bu Ulung

17 Mei 2021   05:44 Diperbarui: 17 Mei 2021   06:33 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya, bu ulung begitu kami memanggilnya. Mengingat kami tidak tahu nama aslinya, atau tepatnya tidak ingin bertanya atau mencari tau namanya --di kemudian hari saya tau--.

Entahlah, mengapa plesteran dekat bak sampah ibu dipilih. Mungkin lokasinya nyaman, dan berada di pinggir jalan utama perumahan.

Setiap sore banyak warga berlalu lalang, sembari istirahat bisa sembari cuci mata. Dan ibu mertua tak keberatan, depan rumahnya dijadikan tempat ngaso.

Kadang bu ulung  sendirian, tetapi lebih sering mengajak serta satu atau dua anaknya -- usia SD. Saya bisa menandai kapan sendiri kapan dengan anak, ditilik dari jumlah karung yang teronggok.

Anak- anak kecil ini, ternyata tidak sekedar ngikut atau ngintili ibunya. Mereka juga ikut mulung, meski hasilnya tak sebanyak ibunya. Sementara ibunya istirahat, dua anak berlarian seolah lupa dengan lelah setelah mencari rongsok

Setelah saya pindah rumah, sesekali main ke rumah mertua. Bu ulung masih dengan kebiasaan lama, duduk di tempat yang sama di rentang waktu sama pula.

Saya seperti warga lainnya, tak terlalu terganggu dengan kehadirannya. Menganggap biasa-biasa saja, ada dan tiadanya tidak membawa pengaruh.

Hanya kalau kami punya makanan berlebih, atau punya baju layak pakai siap dihibahkan, atau punya kardus-kardus hendak dibuang saya dan istri sering keingetan bu Ulung

Sekali dua kali kami tunaikan maksud itu, mengumpulkan barang-barang tak terpakai atau makanan. Keesokan harinya sengaja main ke rumah ibu, sekalian membawakan untuk bu Ulung. Nah, dari keperluan ini (mau tidak mau) sedikit demi sedikit kami tercerahkan kisah tentangnya.

Wanita Tangguh itu Biasa Kami Sebut Bu Ulung

Perempuan itu bernama Yanti, ibu dari enam anak dan usianya sepantaran saya. Anak pertama dan kedua sudah menikah, tinggal di kota berbeda di Jabodetabek. Anak ketiga sudah puber, senengannya main, anak keempat meninggal memilukan --  bedengnya kebakaran dan anak ini hendak menyelamatkan sepatu sekolah hadiah menang lomba tapi terjebak.

Anak ke lima dan keenam yang masih SD membantu ibunya, meski kebanyakan main tetapi lumayan bisa nambah hasil mulung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun