Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pada Saatnya Tangisan Bombay Itu Akan Menjelma Syukur

29 Maret 2020   07:07 Diperbarui: 29 Maret 2020   20:51 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan biarkan hal demikian berlarut-larut, karena sunatullah tetap berlaku sesuai porsinya. Menjadi kesempatan setiap orang, mengais hikmah sesuai kapasitasnya sendiri | Sumber gambar ; Nakita.Grid.ID.

Sesekali ada yang nyeletuk, "Duh, seperti mimpi ya" ,"Tempatku, dah mirip seperti kota mati", "Jalananan lengang, seperti tidak ada kehidupan"

Bersaut-sautan melalui chatting menyaut, nomor nomor WA bergantian berbagi kabar. Pedih dan perih sesekali mengemuka, menumbuhkan hikmah mendalam.

"Kita pasti kuat, karena melalui semuanya bersama-sama", "Jaman Rasulullah, hal demikian (wabah demam) pernah terjadi", "Menilik kisah masa lalu, nestapa ini pasti berlalu"

Chatting dari member di nomor lain, mencoba menghapus pesimis menjadi optimis, membasuh duka dengan keyakinan yang terkuatkan.

Rasa bosanpun (tak dipungkiri) mulai mengusik, dua kaki tak sabar beranjak pergi, pengin segera kembali ke kehidupan normal seperti sediakala.

Banyak diantara kita, ingin segera menyambut pagi sebagaimana biasanya. Bergegas mengejar jadwal kereta atau bus Transjakarta, menembus macet sembari terkantuk karena kurang tidur.

Sungguh perjuangan hidup yang keras itu, rutinitas kesehatian yang kadang tanpa sadar kita keluhkan. Ternyata menjadi kegiatan yang teramat istimewa, dan kini berangsur menjadi hal-hal yang sangat dirindukan.

Tapi apa daya, masa itu belum saatnya tiba.

Tangisan Bombay Itu, Pada Saatnya Kan Menjelma Syukur

WA group keluarga yang biasanya cenderung sepi, kini berubah lebih hidup dan semarak. Kami antar saudara, lebih intens berkomunikasi dan berbagi kabar.

Kami mengenang apa saja yang pernah dilalui, sampai hal remeh temeh dan terkesan sepele, sembari mengeratkan tali persaudaraan terjalin.

illustrasi-dokpri
illustrasi-dokpri
"gimana ya, kalau kakak X masih ada," celetuk salah satu saudara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun