Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

KPK Linier: Manisan Pala dan Cermin Ketekunan

20 November 2019   08:56 Diperbarui: 20 November 2019   08:57 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah buah pala diangkat dari air garam rendaman dan ditiriskan, kemudian dibagi menjadi dua bagian sesuai kebutuhan (dibuat manisan pala kering dan manisan pala basah).

Calon buah pala yang dibuat manisan pala kering, daging buah pala diiris berbentuk seperti bunga (diiris membentuk kelopak). Sementara buah paka yang dibuat manisan pala basah, daging buah pala dipotong dua dengan bentuk lebih simple (ada di gambar).

manisan pala kering-dokpri
manisan pala kering-dokpri
Calon manisan pala kering, kemudian dicampur dan diaduk dengan gula dan diberi pewarna makanan (saat ini ada tiga warna, hijau, pink dan putih). Selanjutnya dijemur di bawah terik, kalau cuaca sedang mendung, bu oyo mengeringkan manisan pala kering di ruangan khusus (semacam oven sederhana).

Sementara untuk manisan pala basah, setelah diiris sedemikian rupa selanjutnya difermentasi dengan air sirup (air gula) hingga meresap. Untuk manisan pala basah, bu Oyo hanya membuat satu warna yaitu warna asli buah pala.

manisan pala basah-dokpri
manisan pala basah-dokpri
Sekali produksi, bu Oyo bisa mengolah sampai 50 kg manisan pala. Apabila sedang ramai, produksi manisan bisa mencapai 1 ton per bulan. Bulan ramai pesanan manisan pala, biasanya menjelang tahun baru dan lebaran.

Untuk harga pasaran, bu Oyo memasang harga Rp.35 ribu/ kg manisan pala kering, dan Rp.30ribu/kg untuk manisan pala basah. Untuk eceran ukuran kecil, bu Oyo membuat bungkusan seberat  250 gram diharga Rp. 10ribu.

Manisan pala kering dikemas, bisa bertahan hingga satu tahun-an, sementara untuk manisan pala basah masih layak konsusmsi hingga enam bulan kedepan.  Bu Oyo menjual manisan pala tanpa merek, karena reseller yang akan mengemas ulang disertai label merek.

Hanya satu yang terbersit di benak saya, bagaimana nasib manisan pala selepas bu Oyo. Kalau tidak ada inovasi, bisa-bisa manisan pala akan kalah bersaing dengan panganan lainnya.

Saya pikir butuh perhatian khusus dari pemerintah, agar manisan pala tidak layu sebelum berkembang. Sejauh ini bu Oyo mengakui, dari pemerintah pernah memberi bantuan berupa peralatan. Sedangkan bantuan seperti pelatihan atau dana, belum pernah diterima bu Oyo.

Manisan pala adalah cerminan dari sebuah ketekunan -- salam KPK, We Eat We Write.

dok RG
dok RG
dok KPK
dok KPK

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun