Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Boleh Saja Suami Bercanda dengan Istri, tapi Jangan Kebablasan

27 September 2019   22:41 Diperbarui: 27 September 2019   23:03 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dsb...dsb...dsb...... dsb dsb

dokpri
dokpri
Setelah didesak istri, akhirnya suami (sesuai skenario) mengaku, bahwa baru terima telepon dari mantan yang minta ketemuan. Suami muda belum menyanggupi, karena mau minta ijin pada sang istri.  Ya, mana ada istri ngijinin suami ketemu mantan.

Sampai di sini, sebenarnya saya sudah nggak berselera mengikuti, tetapi kok nanggung kalau tidak dilanjutkan (susah kan--hehehe). Adegan berikutnya si istri menangis, sembari mengungkapkan rasa kecewa dan menahan sedih.

Kalau memang suami mau ketemuan, kenapa harus pakai ijin segala. Harusnya si suami bisa mengambil sikap dan memutuskan sendiri, dengan mengedepankan dan mempertimbangkan perasaan istri.

"Kalau mau papah pilih mantan, mamah..... (kalimat tidak dilanjutkan, setelah itu nangisnya semakin menjadi)." Suasana berubah melow, apalagi melihat wajah bayi yang polos dan tak paham apa yang terjadi.

Sampai di sini, barulah suami merasa bersalah, menyudahi sesi prank dengan mengaku apa yang dilakukan ke istri adalah murni bercanda. Kemudian ditunjukkan kamera yang posisinya record, diletakkan di dashboard depan.


Tampak si suami berusaha keras, menjelaskan sambil tertawa dan memastikan sang istri  wajahnya ceria dan bibirnya tersenyum. Tapi rasa sedih atas prasangka si istri, rupanya terlanjur memenuhi hati, sehingga butuh waktu untuk meyakinkan diri sendiri.

------

dokpri
dokpri
Biasanya, lalau sudah ketemu teman sebaya (mau sudah jadi ayah, ibu atau kakek nenek), baik secara tatap muka atau melalui WA Group biasanya diisi dengan becanda ngalor ngidul. Khusus guyonan khas antar suami (nyaris di semua WAG yang saya ikuti), biasanya seputar nyerempet-nyerempet masalah nambah istri alias poligami-- hehehehe.

Jujur, untuk materi guyonan macam ini, saya termasuk team pasif dan hanya (sesekali) ikut senyum melalui emoji,  atau relatif minim respon, tepatnya enggan nyeletuk dan sangat jarang berkomentar. Memang sih guyon, tapi kenapa ya tema poligami menjadi bahan receh yang menarik untuk dijadikan bahan guyonan-- hehehe.

Dulu waktu masih ngantor, ada acara pengajian rutin, seorang ustad bermaksud guyon kepada manager kala itu. "Wah, kalau Pak X ini, sudah pantas nih nambah istri lagi," canda si Ustad. Kami yang hadir dan mendengar, hanya senyum dan saling pandang, karena si bapak manager memang sudah beristri dua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun