Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mudahnya Transaksi Perbankan dengan Jaringan PRIMA, Kartunya Satu ATM-nya Banyak

24 Juli 2019   07:56 Diperbarui: 24 Juli 2019   08:33 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marischa Prudence di acara Nangkring Kompasiana- dokpri

Kompasianer yang punya kartu ATM dari Bank A (mesin ATM-nya jarang), bisa digunakan untuk transaksi perbankan melalui mesin ATM B  (yang banyak dan tersebar di berbagai tempat) -- Kurang praktis apa coba.

Pru, biasa bejaga-jaga, menyiapkan uang cash yang diambil di mesin ATM di kota terdekat dari tujuan traveling. Misalnya, untuk tujuan traveling ke Raja Ampat, maka mengambil uang tunai di mesin ATM di daerah Sorong.

Kerennya lagi, fasilitas transaksi antar bank melalui Jaringan PRIMA, tidak hanya berlaku di dalam negeri. Pru merasakan kemudahan tarik tunai melalui mesin ATM di luar negeri, seperti di Korea, Malaysia dan Thailand.

Cara menandai mesin ATM yang terkoneksi sangat mudah, tinggal mencari logo 'Jaringan PRIMA', biasanya berupa stiker ditempel di pintu kaca masuk ATM, atau bisa stiker ditempel di mesin ATM-nya dan mudah dilihat.

Dengan mesin ATM Bank berlogo jaringan PRIMA, membuat traveling marischa Prudence menjadi simple, karena terdapat banyak bank terkoneksi  dengan Jaringan Prima.

Siapa Bilang Cashles Menihilkan Uang Cash

Sewaktu anak masih balita, sebagai ayah muda (sekarang juga masih muda sih---hehehe) setiap jumat sore saya punya jadwal rutin. Yaitu berburu harga diskon, untuk produk seperti diapers dan susu bayi di Supermarket ternama. Informasi harga promo, saya dapatkan dari iklan (biasanya satu halaman penuh) di koran atau protal website yang dipasang rutin setiap jumat pagi.


Dan malam itu selesai belanja, dengan roda dua saya melintasi daerah lebak bulus menuju rumah di daerah Ciputat Tangsel. Sekira setengah kilometer lepas dari Supermarket, saat motor melaju di jalan beraspal saya merasakan ada yang janggal.

Roda depan berputar tidak semestiya, gas saya kurangi dan mencoba menengok dari atas sadel. Perkiraan saya tidak meleset,  setelah mengamati dengan seksama ban depan kempes entah karena kurang angin atau ban bocor.

Saya menepikan motor, turun dan menuntunnya mencari tulang tambal ban terdekat.  Bayangkan, betapa repot dan ribetnya, membawa belanjaan diapers sampai tiga atau empat plastik, dan susu bayi,  kemudian diatur sedemikian rupa agar tidak jatuh dari motor.

Tidak sampai satu kilo menuntun motor, ketemu juga tukang tambal ban, tidak jauh dari jembatan batas wilayah Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan. Kompasianer yang tinggal di Ciputat, mungkin paham dengan gambaran lokasi yang saya ceritakan.

Setelah dicek ternyata ada paku kecil yang nancap, sehingga ban dalam perlu dibuka, setelah dichek disarankan mengganti dengan ban dalam baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun