Saya merasa beruntung, bergabung dalam komunitas fruitaholic (pecinta dan pengonsumsi buah), nyaris setiap hari saya mengonsumsi buah. Sekarang, Saya tahan tidak makan nasi atau gorengan seharian, dibandingkan tidak makan buah dan atau sayur sama sekali pada hari yang sama.
Sebenarnya sih, tidak melulu konsumsi buah dan sayuran saja sih, saya juga penikmat ubi atau singkong (direbus), untuk mendapatkan karbohidrat kompleks. Saya juga suka kacang-kacangan disangrai, atau daging ayam atau ikan laut dibakar atau somay, dimsum, bakpau yang dikukus atau telur rebus untuk kebutuhan protein.
Perubahan pola makan saya terapkan, sebenarnya tidak terjadi dengan tiba-tiba saha, --pernah saya buat artikel khusus di Kompasiana---, dulu saya pernah sakit sampai badan susah digerakkan, hasil pemeriksaan dokter saya terindikasi dan mengarah pada pelemakan hati. Dari situlah titik balik terjadi, semangat dan tekad untuk berubah begitu kuat, dokter menyarankan saya merubah pola makan dan memilih jenis asupan kaya serat.Â
Sekira dua tahun berlangsung, badan yang semula obesitas secara perlahan tapi pasti turun. Butuh waktu tidak sebentar memang, konon menurut saran dokter, sebaiknya penurunan berat badan jangan terlalu drastis -- akan menganggu sistem metabolisme tubuh. Dalam satu tahun pertama penurunan berat badan baru terasa, pada hari-hari selanjutnya diet sudah menjadi gaya hidup.
Ketika datang ke sebuah acara dan disajikan prasmanan, otak ini menyaring jenis makanan yang diambil dan yang mana dilewati. Ketika jam makan tiba, kebanyakan orang antre mengambil makanan utama, saya mlipir ke meja tempat buah-buahan (biasanya sepi).
![salad sayur -dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/05/07/img-20150909-130922-5cd0933e6c329d51463168a2.jpg?t=o&v=770)
Eit's tunggu dulu, mempertahankan yang sudah didapat memang tidak mudah, termasuk mempertahankan berat badan ideal dimiliki. Meskipun tidak sampai seperti dulu ( sebelum diet, berat saya pernah nyaris satu kwintal), Â bobot saya naik turun seperti yoyo di kisaran 80-an atau lebih sedikit (dan target saya 70-75, dengan tinggi saya 177 cm)
---------
Hiruk pikuk pesta demokrasi (pemilu) baru saja berlalu, gaungnya masih saja terasa sampai sekarang, pendukung dari dua kubu masih saling serang (Wooiw STOP yuk, sudah Ramadhan nih) Yang cukup menjadi sorotan media, adalah perihal beratnya tanggung jawab petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) menunaikan tugasnya.
![ilustrasi-dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/05/07/1-tps1-5cd091133ba7f7597f0285c9.jpg?t=o&v=770)
Secara pribadi, saya merasakan langsung, bagaimana kelelahan fisik mendera pertugas KPPS, sepanjang pagi ketemu pagi lagi. Di TPS 73 terdapat delapan petugas KPPS, ada yang tampak kelelahan dan daya tahan tubuh menurun, hal ini terlihat dari gelagat flu yang datang. Maka kalau ada berita, dii berbagai TPS Â ada petugas yang sakit bahkan meninggal, saya bisa memaklumi, karena memang menguras tenaga dan pikiran.
Saya juga merasakan kecapekan dan kantuk, namun berkat asupan yang saya jaga, sistem imun tubuh ini lumayan masih bagus, sepanjang bertugas saya banyak minum air putih dan ngemil buah ( ulasannya di SINIÂ )
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/05/07/9-tps-5cd091746c329d1d0d396366.jpg?t=o&v=770)
Menjaga Stamina di Awal Bulan Puasa
Discliamer ; yang saya tulis di artikel ini adalah pengalaman pribadi, belum tentu cocok dilakukan orang lain. Kompasianer yang hendak praktek (seperti saya), sebaiknya konsultasi dulu dengan ahli nutrisi.
Sahur Ramadan hari pertama, bangun tidur sekira jam setengah tiga, dalam kondisi lambung kosong, saya meneguk air putih hangat --bagus untuk menghangatkan dan membersihkan lambung. Kemudian menyeduh tiga butir kurma dengan air hangat, sembari menunggu kurma dan air hangat menyatu, saya mengerjakan sholat malam.
Untuk kebutuhan karbohidrat, saya mengonsumsi ubi rebus (saya punya stok ubi ungu---ubi jenis lain juga bisa) dan untuk protein saya pilih telur rebus. Hari pertama saya pilih buah jambu (jambu punya julukan super fruit, karena kandungan vitamin C-nya berlimpah), Â saya rasakan manfaat jambu sewaktu menjadi petugas KPPS.
![sahur hari pertama- dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/05/07/sahur-buah-5cd091d26c329d2906507398.jpg?t=o&v=770)
Ketika menggigit potongan buah jambu, saya merasakan crunchy di setiap potekan jambu, kemudian rasa manis yang keluar dari dalam daging jambu dengan seksama saya nikmati. Hal yang sama saya lakukan, ketika mengunyah telur dan ubi rebus, semua saya lakukan dengan perlahan dan menikmati setiap gigitan.
Saya mengonsumsi buah di akhir sahur, sekira tiga puluh menit sebelum waktu imsyak tiba, dan menutup sahur dengan minum air putih hangat. Kemudian sholat subuh, sepulang dari masjid sempat mengaji beberapa lembar dan melanjutkan ngetik di laptop.
----
Sebagai pekerja freelance, saya bebas mengatur jam kerja, tidak terpaku office hour layaknya pekerja kantoran. Saya bisa tidur satu setengah jam, dimulai setengah delapan pagi, kemudian menyelesaikan beberapa tugas menulis.Â
Puasa hari pertama, saya ada beberapa urusan pekerjaan, salah satunya ke Bank, agar bisa sekali jalan saya atur keluar sekalian sholat duhur lanjut ke Bank dan menyelesaikan urusan lain. Saya bisa kembali istirahat (tidur) setelah sholat ashar, kemudian bangun sekitar jam lima, dan membuka laptop untuk mengetik.
O'ya, terkait  artikel hari pertama ( SINI), saya mulai menjalankan ODOJ (One Day One Juz), dan saya sudah praktekkan. Disela- sela kegiatan atau setelah sholat, saya membaca dua atau tiga lembar, dan lima menit sebelum adzan maghrib, jus satu tinggal satu halaman saja.
![seduhan kurma-dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/05/07/img20190404093851-5cd096893ba7f72aca0536f5.jpg?t=o&v=770)
Sore hari saya berbuka dengan segelas kecil air putih hangat, kemudian seduhan kurma (tiga butir), dilanjutkan sholat maghrib. Setelah maghrib sempat makan buah (biar tidak bosan, bisa makan buah yang lain misal pisang) dan istri menyiapkan sayur untuk saya makan.
Seharian ini, lambung saya tidak diisi nasi sama sekali, dan nyatanya saya baik-baik saja, bahkan sekarang (saya mengetik pukul 22.30) stamina saya tetap terjaga (saya tidak merokok dan tidak  ngopi).
![ilustrasi-dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/05/07/img20190314130245-5cd092fb3ba7f7069c4ab7a9.jpg?t=o&v=770)
Mungkin, kompasianer pengin memperbanyak konsumsi buah dan sayur, (sekali lagi) sebaiknya konsultasi dengan ahli nutrisi. Karena apa yang saya praktekkan untuk diri sendiri, belum tentu cocok untuk dipraktekkan orang lain.
Selamat berpuasa, terus semangat sampai akhir Ramadan -- Wassalam-