"Penulis yang novelnya best seller sekalipun, belum tentu dia paling bagus tulisannya" kutipan dari pernyataan A.Fuady
Saya cukup kaget dan tercengang, ketika mendengar kalimat diucapkan oleh Ahmad Fuady, dalam sebuah kelas menulis. Pengarang novel best seller Negeri 5 Menara, merasa bahwa tulisan bagus saja ternyata bukan jaminan, bahwa sebuah buku akan disambut hangat oleh pembaca.
Menanggapi kesuksesan novelnya di pasaran, pria kelahiran daerah sekitar Danau Maninjau Sumatera Barat ini berujar, bahwa tulisannya diterbitkan pada momen yang tepat.
Pada saat novel negeri lima menara diterbitkan, bisa jadi belum banyak penulis yang menulis dengan tema serupa. Atau kalau ada penulis yang menulis cerita tentang dunia pondok pesantren, mungkin latar kisahnya berbeda dengan Negeri 5 Menara.
Fuady meyakini bahwa setiap manusia unik, punya pengalaman sendiri yang tidak dialami oleh orang lain, jadi jangan khawatir tulisan kita sama dengan tulisan orang lain.
Bagaimana strategi memilih momen? cukup susah-susah gampang memang, tapi tugas utama penulis adalah menulis sebaik-baiknya.Â
Seorang penulis tidak bakal menemukan momen, kalau tidak giat menulis. Fuady mengajak untuk terus saja menulis, karena kita tidak akan pernah tahu pada tulisan yang mana (atau ke berapa) akan menjumpa momen.
Saya menyimpulkan ada faktor X Â yang berperan, mempertemukan penulis dengan (bisa disebut) mestakung (semesta mendukung).Â
Tentang karier kepenulisan Fuady sendiri, (tanpa sadar) dimulai dari hobi membaca ketika masih duduk di bangku sekolah dasar di kampung halamannya.
Kemudian saat kuliah pernah menjadi penulis lepas di koran lokal dengan honor yang masih sangat kecil, tapi hal ini tidak membuatnya patah semangat.
***