Mohon tunggu...
Agsta Aris A
Agsta Aris A Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Usaha yang kita lakukan jauh lebih bernilai, ketimbang apa yang akan kita dapatkan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mempertanyakan Pandangan KKN Dalam Mengasah Uji Kompetensi Mahasiswa

27 Oktober 2019   10:49 Diperbarui: 27 Oktober 2019   12:27 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh :
Agsta Aris Afifudin

"Jangan menilaiku dari cerita orang lain, karena sisi burukku hanyalah sebuah manipulasi. Seperti kau menilai coklat itu merusak gigi, tapi sebenarnya itu efek gula yang tidak kau ketahui". @agsta_afif

Sehabis baca quotes diatas mungkin anda berfikir "maksudnya apa nih?" nah, sedikit tulisan diatas saya bakal coba nih sedikit demi sedikit berdasarkan kisah nyata dan pengalaman di coba ulasin disini. Barangkali sedikit merefleksikan diri dengan coba masuk sugesti supaya bisa ikutin alur ceritanya.

Kadang cinta itu unik ya, kaya pengalaman teman kosan saya dulu yang jalanin kisah asmaranya dimulai dari dia Kuliah Kerja Nyata (KKN) di salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah.

Hebat yah, gak nyangka dalam 40 hari KKN hubungan itu bisa langgeng sampai nenikah. Memang, saya masih aktif kuliah sedangkan dia udah lulus. Jalani beberapa bulan pacaran selama KKN kemudian dia lulus langsung menikah. Hehe itu ibarat cinta yang terfasilitasi yah, 40 hari dalam 24 jam terus bareng-bareng satu rumah lagi yekaaan.

Pasti ada laah beberapa cewe di posko ngerasa pusing, jenuh, gabut bingung mau kemana kalo tanggal merah buat refreshing gmana, yang pada akhirnya cewe juga pasti ngerasa butuh perhatian dari cowo. yaa mungkin ditambah masa KKN yang buat masalah hidup sama kuliah bikin gak karuan untuk melampiaskan masalah beban, cuma jalanin asmara yang pada akhirnya mereka harus melampiaskan hingga bisa bahagia.

Tapi disini saya tidak menulis melulu tentang hubungan mereka bahagia, lagian ngapain saya cerita panjang-panjang yang ada nanti kamu baper. Biarkan dia bahagia saya mah gampang nanti :)

Berawal dari cerita diatas, disini penulis sebenernya ingin mengangkat tema "mempertanyakan efektivitas Kuliah Kerja Nyata" tapi karena sedikit berhubungan dengan asmara jadi pengen lebih mempertanyakan soal pandangan kalian aja sih yang mungkin sekarang kalian udah semester 7, masalah pertama tugas numpuk, judul belom buat, bayaran kuliah belom, penyamangat gak ada, serasa hidup memang hidup perlu di syukuri ya ges wkwk.

KKN yang selanjutnya disebut Kuliah Kerja Nyata. Apakah pengabdian harus identik dengan sikap voluteristik atau sebagai sesuatu karitatif, atau bahkan sarana untuk memperoleh CCP bagi para dosen di perguruan tinggi? 

Lalu, bagaimana solusi program pengabdian dari perguruan tinggi apakah waktu selama 40 hari efektif? Bagaimana dengan mahasiswa? Apakah KKN dapat disebut sebagai bentuk pengabdian masyarakat yang ideal bagi perguruan tinggi?

Nampaknya saya yakin pikiran kalian akan dipenuhi sarang laba-laba yang bisa dibilang lebih ruwet, dari awal kalian datang ketempat KKN nanti. Ada kemungkinan juga ketika pertama kali anda (mahasiswa) semester 7 nanti dihadapkan KKN kalian tau apa itu KKN? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun