Hadapi "Toxic Circle" dengan Kepala Dingin

"Iya kan aku sudah bilang."

Pernah menemui teman yang selalu ingin benar dan menang sendiri tanpa melihat kondisi orang orang lain? Biasanya teman seperti ini tidak mau mempertimbangkan saran atau enggak peduli. Nah kalau ketemu orang begini, mending diam saja, atau tinggalin saja langsung soalnya daripada hatimu sakit. Hatimu mahal loh.

Nah, atau kita sendiri memiliki sikap seperti itu? Koreksi diri dari sekarang yuk. Banyak alasan. Nah, kamu pernah mengajak temanmu untuk ikut rapat organisasi tetapi selalu saja banyak alasan yang ia sampaikan. Ngerasa rugi enggak punya pengurus atau anggota gini?

Punya kesibukan lain boleh, tapi ingat dengan organisasi yang kamu ikuti ya. Bilangnya sih: Maaf ya sibuk. Padahal lagi rebahan. Bilangnya lagi: Maaf ya, aku engga bisa datang, lagi di luar kota. Padahal lagi beli cilok dekat rumah. 

Atau: Duh aku bangun kesiangan. Padahal enggak tidur dari malam. Nah, kalau kamu juga pernah bersikap begitu hilangkan ya. Sebab, ada orang yang selalu menanti kehadiranmu tanpa kau tahu. Eaaaaa.

Orang-orang seperti penjelasan di atas sebaiknya dihindari, atau jika kita tidak mau dihindari oleh teman sendiri maka berbenah diri dengan baik. 

Banyak sekali sebenarnya macam-macam toxic circle, ngomongin di belakang, bermuka ganda, bahkan lebih, menjatuhkan teman sendiri, merasa tersaingi dengan teman sendiri, iri melihat kita akrab dengan orang lain, bakat memanipulasi diri, dan sering berpura-pura agar tidak tersinggung. 

Orang yang memiliki kategori toxic friend atau toxic people akan mengakibatkan seseorang memiliki beban lebih dan membuat tidak berharga, menghancurkan semangat dan menghabiskan energy ketika ada di dekat orang tersebut, dan menjadikan seseorang lebih memikirkan tingkah orang tersebut.

Apalagi toxic circle juga berdampak terhadap kesehatan mental. Remaja milenial kini rentan terhadap gangguan kesehatan mental. Berhati-hati dalam memilih teman. Lingkungan sekitar yang kerap menjadi faktor gangguan kesehatan mental. Tidak hanya teman saja, kekasih, orangtua, saudara pun bisa menjadi toxic people kita.

Jika ada teman kita yang memiliki masalah, lantas kita sendiri bingung memberikan support system bagaimana, lebih baik tenangkan teman kita dahulu cari jalan keluar yakni tempat yang nyaman untuk si teman mendapatkan solusi terbaik.