Mohon tunggu...
Agin Puspa
Agin Puspa Mohon Tunggu... Penulis - Content writer

Semua berawal dari keresahan untuk memunculkan gagasan. Penulis 'moody'-an yang demen ngopi. Kadang, cuap-cuap juga di sini: https://www.instagram.com/aginpoespa

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Konsep Pilih-pilih Teman dalam Media Sosial

26 Juni 2020   17:13 Diperbarui: 29 Juni 2020   03:04 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pexels/Lisa Fotios

Kehadiran media sosial memang memberikan warna tersendiri pada era masa kini. Ada banyak hal positif yang dapat dimanfaatkan bagi mereka yang mampu mengelolanya dengan benar, dan tidak sedikit yang justru berdampak negatif bagi mereka yang kurang cerdas menggunakan si platform ini. 

Tentu, setiap individu perlu untuk menjadi dirinya sendiri. Ninamun menjadi diri sendiri tidak berarti kita memiliki kebebasan tanpa syarat untuk melakukan apa pun di media sosial. 

Nggak usah jauh-jauh deh, seberapa sering kita melihat emak-emak curhat masalah rumah tangganya di facebook? Atau seberapa banyak kita melihat aktivitas orang-orang melalui instagram story? Atau seberapa annoying kita melihat hoax bertebaran melalui berbagai WhatsApp Grup?

Sebelum membahas pertemanan dalam media sosial, memang ada baiknya kita bercermin terlebih dahulu. Sudah seberapa dewasa sikap kita saat bermedia sosial? Cara seseorang menggunakan media sosial sedikitnya dapat menggambarkan karakter dan kedewasaannya. 

Oke, saya pribadi masih bisa maklum jika seorang remaja memposting hal-hal yang terkesan lebay di media sosialnya. Namun, jujur saja saya harus bilang, jika orang dewasa yang melakukannya terasa annoying.

Mari kita berkaca tentang sudah seberapa dewasa bersikap dalam media sosial. Setidaknya ada beberapa indikator yang bisa jadi parameter bagi diri kita, diantaranya:

  1. Pastikan untuk tahu siapa saja circle pertemanan di media sosial. Kita tentu punya kebebasan untuk update status, namun pastikan untuk dapat mengontrol jari-jari kita sehingga tidak menulis kalimat-kalimat kasar apalagi umpatan yang pasti tidak nyaman juga untuk teman-teman di media sosialmu. Jangan heran kalau ada yang nge-remove atau unfollow pertemanan di media sosial.
  2. Cek berulang kali setiap tulisan kita sebelum di-publish atau di-submit pada akun media sosial, seperti Facebook, Instagram, atau Twitter. Setiap unggahan kita adalah bagian dari citra diri yang kita tampilkan di media sosial. Jika kita sering menulis kalimat alay, kasar, atau umpatan, ya seperti itulah citra diri kita. Lebih seram lagi, saat ini banyak juga HRD yang melihat media sosial kita sebagai salah satu indikator untuk menilai kelayakan diri kita, lho. Be wise dalam bersosial media.
  3. Open minded  dan menghargai setiap pendapat yang disampaikan orang-orang melalui media sosial. Setiap orang bebas berpendapat bahkan mengkritik foto yang kita unduh atau karya yang kita posting. Kita tidak perlu ngegas saat ada yang mengkritik atau mungkin tidak suka, itu bisa jadi  sarana evaluasi diri.
  4. Memposting prestasi atau keberhasilan memang hak pribadi, namun tetap perlu bijak dalam menyusun kalimat yang menyertaiya. Paling utama adalah niat yang tertanam dalam hati kita yang perlu direnungi. Untuk apa memposting seperti ini? Pamer? Berbagi cerita?
  5. Pahami setiap berital, artikel, atau video sebelum buru-buru menyebarkannya di media sosial. Penting untuk tahu apa isi dari berita/artikel/video tersebut dan pertimbangkan dengan bijak jika harus diposting pada media sosial kita. Apalagi nyampah dengan cara broadcast message ke berbagai grup WhatsApp. Itu ganggu banget, sih.

Tidak Apa-apa untuk Tidak Berteman di Media Sosial

Sebenarnya kelima poin di atas sudah cukup jelas untuk menjawab kenapa seseorang memilih untuk tidak berteman dengan seseorang yang lain di media sosial. Tentunya, selain alasan personal karena pernah terlibat konflik sebelumnya, ya. 

Larangan untuk pilih-pilih teman rasanya tidak berlaku lagi untuk saat ini. Jangan sampai terjebak dalam toxic friend yang pastinya bikin nggak nyaman.

Solusi lainnya jika mungkin tidak dapat nge-remove pertemanan adalah manfaatkan fitur mute agar orang-orang yang menurut kita cukup mengganggu tidak terlihat dalam timeline.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun