Mohon tunggu...
Agin Puspa
Agin Puspa Mohon Tunggu... Penulis - Content writer

Semua berawal dari keresahan untuk memunculkan gagasan. Penulis 'moody'-an yang demen ngopi. Kadang, cuap-cuap juga di sini: https://www.instagram.com/aginpoespa

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Terkaget-kaget dengan Hashtag Twitter

19 Mei 2020   22:56 Diperbarui: 19 Mei 2020   23:16 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media Sosial (Sumber: Pexel.com/Pixabay)

Kemudahan untuk mengakses dunia maya memang punya sisi positif yang serba menguntungkan jika dimanfaatkan dengan benar. Atau bisa jadi sebaliknya, memberikan dampak negatif jika tidak tepat bahkan disalahgunakan. 

Setelah mencermati berbagai media sosial, saya pribadi bisa menyimpulkan bahwa media sosial bukanlah tempat yang aman bagi anak-anak maupun remaja.

Mereka akan sangat mudah mengakses informasi apa pun, termasuk bukan tidak mungkin konten-konten menjurus ke arah seksual bisa jadi muncul di timeline atau explore-nya. 

Lebih mengerikan lagi jika orang tua tidak pernah membuka komunikasi dengan anak perihal seksualitas dan anak tidak pernah terbuka dengan aktivitas yang dilakukannya. Bukankah ini jadi bom waktu yang siap meledak kapan pun?

Rasanya, orang tua bisa melakukan langkah preventif sebelum benar-benar mengizinkan anaknya mengakses atau memiliki media sosial pribadi, diantaranya:

  • Membuka ruang untuk berkomunikasi secara intens dengan anak-anak apalagi remaja. Ini memang tidak akan mudah jika tidak dibiasakan sejak dini. Orang tua jelas punya andil besar untuk menjalin komunikasi sesuai dengan usia anak.
  • Memberikan sex education sesuai usia anak dan tidak menganggap tabu jika anak sewaktu-waktu bertanya hal-hal yang berhubungan dengan seksualitas. Ini juga tidak mudah, namun orang tua haruslah menjadi sumber informasi pertama yang anak dapatkan terutama untuk hal-hal bermuatan seksual. Lagi, orang tua punya tugas besar agar mampu menyampaikan informasi dengan bijak sesuai usia anak.
  • Mendampingi anak-anak saat harus mengakses media sosial atau internet. Sekalipun orang tua telah melakukan setting untuk situs-situs tertentu, namun bukan berarti orang tua terbebas dan terlepas dari tugas membimbing saat mereka berselancar di dunia maya.
  • Sedangkan untuk remaja, berikan kepercayaan dan keterbukaan bagi mereka agar tidak sungkan bercerita atau bertanya apa pun kepada orang tua. Tidak adanya gap antara posisi anak dan orang tua dapat memberikan rasa nyaman bagi mereka. Sebagai orang tua, penting untuk memposisikan diri sebagai temannya ketika usia mereka beranjak remaja.

Rasanya agak sukar jika secara total berharap anak tidak pernah mengetahui hal-hal bermuatan seksual. Toh, beberapa aplikasi di smartphone saja seringkali memuat iklan game atau apa pun itu yang agak seronok. 

Kuncinya, merekatkan bonding dan komunikasi dengan anak sejak dini. Tentu saja sambil diiringi doa-doa perlindungan kepada Tuhan Sang Pemilik Semesta. Mari belajar lebih banyak lagi untuk bekal menjadi orang tua yang cerdas dan bijak menyampaikan informasi terutama untuk anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun