Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Migrasi Televisi Pemicu Emisi

22 Desember 2022   14:41 Diperbarui: 23 Desember 2022   09:15 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emisi karbon menjadi sebab terganggunya keseimbangan alam | Sumber gambar : pixabay.com / sozmedia

Tapi bagaimana dengan nasib bumi yang kita tinggali? Biarpun dampaknya tidak langsung terasa namun bukan berarti bisa kita abaikan begitu saja. Karena lambat laun efeknya pasti akan terasa juga

Sebenarnya bukan cuma pemerintah yang mesti memberi perhatian atas situasi ini. Kita, alias saya dan Anda juga memiliki tanggung jawab serupa. Karena bagaimanapun juga penggunaan STB itu tetaplah untuk kepentingan kita.

Besaran emisi karbon per unit STB dengan durasi rata-rata penggunaan 5.5 jam sehari adalah 0,023375 kg (0,85 kg/kWh X 0,005 kW X 5,5 hours) atau 0,70125 kg per bulan (30 hari) atau 8,415 kg per tahun (360 hari).

Sehingga untuk menciptakan keseimbangan penetralisir emisi karbon yang kita hasilkan dari penggunaan STB maka kita perlu menghadirkan alat penyerap karbon (carbon sink) yang setara dengan jumlah tersebut.

Berdasarkan hasil riset Endes N. Dahlan berkaitan dengan daya serap pohon terhadap karbon dioksida, menanam beberapa jenis pohon seperti Trembesi (daya serap karbon 24.488,39 kg/tahun), Cassia (daya serap karbon 5.295,47 kg/tahun), Beringin (daya serap karbon 535,90 kg/tahun), sampai dengan pohon Asam Kranji (daya serap karbon 8,480 kg/tahun) bisa menjadi solusi.

Apabila setiap rumah tangga menanam satu atau beberapa jenis pohon berdaya serap karbon tinggi tersebut maka setidaknya hal itu akan membantu meringankan beban polutan yang harus ditanggung oleh bumi ini. Bahkan semakin baik jikalau kita mengonversi seluruh penggunaan energi berbasis fosil di rumah kita dengan beberapa tanaman yang harus disiapkan sebagai kompensasinya.

Terkait teknis penerapannya tolong jangan minta saya yang memikirkan.

Perlu diingat, pada saat ini dan untuk kurun waktu mendatang kita akan terus berhadapan dengan realitas bahwa alam semakin kehilangan keseimbangannya.

Bukan tugas mudah untuk mengembalikannya seperti sediakala. Butuh usaha ekstra. Dari kita selaku entitas pengguna. Pun dari pemerintah selaku pengelola.

Alam tempat tinggal kita membutuhkan tidak hanya ikrar komitmen ataupun perjanjian, melainkan juga eksekusi kebijakan yang pro pelestarian lingkungan. Migrasi televisi ini hanyalah satu dari sekian banyak kebijakan yang memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.

Anda boleh menyangkal. Hanya saja penyangkalan itu tetap tidak ada gunanya seiring peningkatan suhu bumi yang tetap terjadi. Permukaan laut yang terus meninggi. Sementara upaya-upaya transisi energi masih terlihat jalan ditempat tanpa perkembangan yang berarti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun