Pancer dan Kucur adalah dua kawasan yang menjadi satu kesatuan di Pantai Puger. Keduanya hanya terpisah oleh muara. Dari Kucur Anda bisa melihat Pancer begitupun sebaliknya. Akan tetapi, dari Pancer Anda akan lebih leluasa melihat keanggunan ciptaan Tuhan disana. Â
Ketika kapal melaju diatas aliran air berwarna biru dan berlatar gunung dengan dedaunan hijau dan batu-batu karang hal itu sangatlah memanjakan mata. Ditambah ombak yang bergulung silih berganti menerjang kaki-kaki telanjang manusia yang berdiri diatas hamparan pasir hitam pesisir Pantai Pancer. Sangat layak untuk dipamerkan pada laman instagram.
Nama Pancer diambil dari sosok Mbah Pancer. Pancer adalah lambang kesetiaan dari seorang abdi kepada tuannya. Tentang pengawal yang setia menjaga rajanya.
Tidak jauh dari tempat Anda berdiri untuk menatap panorama alam di seberang muara, sebuah rumah makan yang menyajikan hidangan ikan segar beraneka jenis hasil tangkapan nelayan siap untuk dinikmati. Dengan harga yang relatif terjangkau tentunya.
Bisa Anda bayangkan, menikmati hidangan ikan bakar segar sembari menatap keindahan lautan dan Gunung Watangan yang sejuk sungguh merupakan hadiah terindah bagi diri yang ingin sejenak melupakan hingar bingar kerumitan hidup meskipun hanya sesaat.
Ternyata disisi yang lain dari pesisir pantai selatan masih tersimpan wisata eksotis lainnya.
Petik Laut
Waktu paling ramai untuk berkunjung ke Pantai Puger adalah pada Bulan Suro atau Bulan Muharram menurut penanggalan Hijriah. Karena pada momen tersebut masyarakat sekitar Pantai Puger akan mengadakan seremonial budaya bernama "Petik Laut".
Semacam ritual larung sesaji sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kehadirat Sang Maha Kuasa atas rezeki hasil laut yang melimpah.