Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rahim Istriku Ruang Kelas Pertama bagi Anakku

5 Desember 2020   06:37 Diperbarui: 5 Desember 2020   06:46 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bayi dalam kandungan ibu | Sumber gambar : www.klikdokter.com

Secara medis sebenarnya keberadaan bayi didalam kandungan sang ibu sudah terkategori sebagai makhluk hidup dan bisa merasakan kehidupan seperti mendengar sesuatu di dunia luar kandungan, merasakan lapar, dan beberapa tanda biologis kehidupan yang lain. Sehingga tidak sedikit pakar kesehatan kandungan yang menyarankan para ibu untuk memberikan stimulus tertentu guna merangsang proses pertumbuhan janin atau bayi didalam kandungan.

Menyantap makanan bergizi, memperdengarkan musik klasik atau murotal Al-Qur'an, memberikan sugesti positif pada bayi melalui pelafalan kata-kata yang baik, serta menata emosi sehingga tidak "menular" pada si jabang bayi. Beberapa hal tersebut perlu dilakukan karena sejatinya si kecil sudah mulai belajar sesuatu meski berada didalam rahim ibunya. Oleh karena itu seorang ibu selaku orang yang berinteraksi langsung dengan bayi dalam kandungan merupakan sosok terpenting sekaligus menentukan kualitas pertumbuhan si bayi selama berada didalam sana.

Peran dan fungsi rahim bagi keberlangsungan hidup anak manusia amatlah vital. Ilmu medis sudah menjelaskan banyak terkait hal ini. Sehingga kesehatan rahim merupakan salah satu fokus penting dalam dunia medis khususnya menyangkut kehidupan perempuan atau kaum ibu yang kelak bakal mengandung seorang anak manusia. 

Aspek pertumbuhan dari sisi fisik memang merupakan salah satu hal penting terkait peran dan fungsi rahim ibu. Sementara disisi lain peran penting rahim lebih dari sekadar itu karena aspek terkait mentalitas anak juga cukup ditentukan selama masa keberadaannya didalam rahim ibu hingga kelak terlahir ke dunia.

Kurikulum Pelajaran di Rahim Ibu

Tidak salah kiranya apabila rahim ibu disebut sebagai tempat paling awal seorang anak manusia untuk memulai pelajarannya tentang kehidupan. Ada serangkaian proses pembelajaran yang secara sengaja atau tidak sengaja terjadi disana antara ibu dengan anaknya. 

Terdapat semacam kurikulum ajar yang berlaku umum meskipun belum tentu setiap orang memahaminya demikian. Apabila kurikulum tersebut dilaksanakan dengan baik maka akan memberikan implikasi positif terhadap proses tumbuh kembang anak, begitupun sebaliknya. Beberapa hal ini pula yang saya rasa terjadi dalam periode kehamilan istri saya waktu itu.

  • Kesehatan Jasmani

Saat seorang ibu menyadari dirinya tengah hamil maka umumnya yang dilakukan adalah meningkatkan atensi terhadap kondisi kesehatan mulai dari asupan nutrisi, kebersihan makanan, daya tahan tubuh, kecukupan gizi, dan sejenisnya. Hal ini dilakukan tidak lain sebagai bentuk kepedulian ibu kepada anak yang dikandungnya. Para kaum ibu yang sebelumnya tidak memiliki kebiasaan minum susu bisa seketika mendatangi supermarket dan membeli segepok susu untuk ibu hamil demi memastikan kondisi jasmani terbaik buah hatinya. Hal ini bisa dibilang sebagai kurikulum paling dasar bahwa setiap ibu hamil mesti menjaga kesehatan janin yang dikandungnya. Lagipula setiap ibu pasti menginginkan anaknya terlahir dengan fisik lengkap, cerdas, dan tidak memiliki gangguang fisik apapun.


  • Kebebasan Memilih Sesuai Minat

Janin didalam kandungan ibu sebenarnya sudah mulai mempelajari tentang kebebasan untuk menentukan minatnya sendiri. Hal ini sudah terlihat dari fenomena ngidam yang dialami oleh sang ibu pada beberapa periode usia kehamilan. Saat mengidam sesuatu entah itu makanan ataupun yang lainnya bisa dibilang si jabang bayi tengah menunjukkan minat ketertarikan terhadap sesuatu. Dan umumnya saat fenomena ini terjadi seorang ibu akan "memfasilitasinya". Mungkin dengan meminta sang suami untuk mencari sesuatu yang dimaksud atau melalui upayanya sendiri. Sampai-sampai ada sebuah mitos yang diyakini sebagian masyarakat bahwa kalau seorang ibu mengidam maka sebaiknya bisa dituruti atau diwujudkan, karena kalau tidak maka dikhawatirkan nantinya bayi yang terlahir akan punya kebiasaan "ngiler" atau mengeluarkan air liur. Sehingga demi menghindari hal semacam itu maka seaneh apapun jenis ngidamnya seseorang akan coba dipenuhi oleh orang tuanya.


  • Aktif Berpendapat 

Si kecil yang berada didalam kandungan ketika memasuki usia kehamilan tertentu akan menendang-nendang perut ibunya tatkala mengalami situasi tertentu seperti merespon stimulus dari luar, merasa tidak nyaman dengan kondisi lingkungan seperti adanya suara keras atau sejenisnya, atau saat merasa lapar. Ketika tendangan mungil terjadi maka itu menjadi sebuah pertanda ia sedang mengutarakan "aspirasinya" kepada sang ibu. Apabila sang ibu peka maka aspirasi itu akan diakomodasinya dengan melakukan aktivitas penyesuaian sampai si bayi merasa nyaman kembali.


  • Pelatihan Emosi

Meskipun belum terlahir ke dunia, seorang bayi mungil didalam perut ibunya sebenarnya sudah bisa merasakan hal-hal yang terkait dengan emosi. Saat sang ibu stres hal itupun bisa dirasakan oleh bayinya. Demikian pula saat diputarkan alunan musik klasik atau suara merdu murotal Al-Qur'an hal itu bisa menjadi sebuah stimulus yang merangsang pertumbuhan emosi positif anak. Sebaliknya, ketika sebuah bentakan atau stimulus emosi negatif dialamatkan kepada bayi dalam kandungan hal itu juga akan menciptakan efek buruk.

Rahim ibu menjadi ruang pengembangan diri anak baik dalam aspek fisik maupun psikis. Mirip seperti ruang kelas dimana kita bersekolah dan menjalani kurikulum ajar yang sudah disiapkan oleh dinas pendidikan. Sebaik apapun kurikulum pengajaran apabila tidak dijalankan secara tepat maka hasilnya juga tidak akan maksimal. 

Demikian pula ibu selaku guru pertama bagi anak yang dikandungnya juga mesti menyiapkan betul materi yang hendak disampaikannya agar kurikulum ajar benar-benar tertunaikan secara tepat.

Seperti sudah disinggung sebelumnya bahwa seorang ibu sekaligus berperan sebagai guru bagi anak yang dikandungnya. Sehingga kalimat bijak yang menyatakan bahwa ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya amatlah tepat. Bahkan rahim seorang ibu merupakan ruang kelas pertama setiap anak manusia untuk mulai mengenal dan mempelajari hal-hal penting yang kelak berguna bagi kehidupannya saat sudah terlahir ke dunia dan beranjak dewasa.

Peran seorang ibu untuk anaknya sejak dari dalam kandungan memang sangatlah luar biasa. Fase awal kehidupan anak manusia amatlah dipengaruhi dari cara sang ibu memperlakukan anak didalam kandungannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun