Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pesan Tersirat Pemerintah di Balik Publikasi Pasien Sembuh Coronavirus

17 Maret 2020   07:22 Diperbarui: 17 Maret 2020   07:26 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menkes Terawan dan Pasien Sembuh Coronavirus | Sumber gambar : wartakota.tribunnews.com

Coronavirus atau covid-19 telah menjangkiti sebagian warga Indonesia. Berdasarkan update terkahir pada hari Senin (16/03) kemarin, jumlah korban yang terinfeksi covid-19 di Indonesia berjumlah 134 orang. Diperkirakan jumlah ini masih bisa bertambah lagi mengingat masih belum maksimalnya penanganan pandemi ini oleh pemerintah pusat maupun daerah. Meskipun begitu, ada secercah harapan hadir seiring kesembuhan beberapa pasien yang sebelumnya dinyatakan positif terinfeksi coronavirus. 

Pasien 01, 02, dan 03 adalah "mantan" pasien positif virus corona yang baru-baru ini dinyatakan sembuh. Berdasarkan hasil uji lab terakhir yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, ketiga pasien itu dinyatakan sehat dan boleh pulang ke rumah masing-masing. Menyikapi kesembuhan ini Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes) Terawan Agus Putranto terlihat begitu bahagia "memamerkan" ketiga sosok pasien sembuh tersebut ke hadapan publik. 

Menkes Terawan seolah-olah ingin mengatakan sesuatu kepada masyarakat luas perihal situasi tentang coronavirus ini. Ada motifasi tertentu yang mendasari sikap Menkes terkait hal ini.

Sejauh ini covid-19 memang telah memporak-porandakan banyak aspek di negeri ini. Sektor ekonomi adalah salah satu yang mendapatkan hantaman paling berat. Kemudian kesigapan pemerintah juga diuji dalam menanggulangi pendemi global virus yang bermula dari kota Wuhan ini. Banyak pihak yang menuding bahwa menilai pemerintah kurang serius menyikapi masalah ini sehingga jumlah korban terus bertambah dari waktu ke waktu. Sehingga harus ada sesuatu yang "terlihat" yang menunjukkan kepada publik bahwa pemerintah telah berbuat sesuatu. Bahwa mereka tidak hanya berdiam diri saja.

Ada pesan-pesan tersirat dibalik "aksi pamer" yang dilakukan Menkes terkait publikasi pasien sembuh virus corona. Berikut adalah beberapa diantaranya:

  1. Coronavirus bisa disembuhkan. Mungkin inilah pernyataan tegas yang ingin dikatakan pemerintah kepada seluruh warganya. Bahwa agar jangan sampai mereka yang terinfeksi corona lantas menganggap hidupnya sudah usai. Karena masih ada kesempatan untuk sembuh dan kembali seperti sediakala. Hanya saja memang mencegah lebih baik daripada mengobati. Sehingga alangkah baiknya apabila kita mengatur pola hidup yang lebih sehat serta mengikuti anjuran pihak-pihak terkait dalam upaya pencegahan coronavirus.
  2. Pemerintah sedang bekerja. Hal ini yang mungkin ingin diperlihatkan ke publik yang menilai bahwa pemerintah tidak cukup serius menanggulangi masalah ini. Pemerintah ingin menunjukkan bahwa upaya mereka telah membuahkan hasil seiring dengan kesembuhan beberapa pasien coronavirus.
  3. Menghapus aib. Sebelum coronavirus mulai masuk dan menjangkiti warga Indonesia, Menkes pernah mengatakan bahwa orang Indonesia "kebal" terhadap virus ini. Cukup lama Indonesia menjadi negara yang belum mengumumkan adanya korban terinfeksi coronavirus. Sesuatu yang membuat heran banyak kalangan, termasuk badan kesehatan dunia WHO hingga akademisi di Universitas Harvard. Saat kemudian virus ini terbukti menjangkiti dua orang warga depok, pemerintah pun kebakaran jenggot dan bergegas mengumumkan kepada publik perihal adanya korban terinfeksi corona di Indonesia. Hal ini lantas menyangkal pernyataan Menkes yang menganggap orang Indonesia kebal coronavirus. Menkes mungkin dibuat sangat malu oleh pernyataannya kala itu. Dan kesempatan untuk menghapus "coreng" dimuka adalah dengan menampilkan sesuatu yang "menggembirakan" publik. Menampilkan pasien sembuh adalah cara yang ditempuh untuk itu.
  4. Pemerintah pusat ingin menjadi yang terdepan. Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pernyataan bahwa pemerintah daerah tidak boleh mengeluarkan kebijakan lockdown. Hal ini hanya boleh diputuskan oleh pemerintah pusat. Meski menurut Presiden Jokowi para pemerintah daerah juga harus turut bergerak menanggulangi persebaran virus ini di wilayahnya masing-masing. Akan tetapi dalam pernyataan presiden tersebut ada kesan bahwa pemerintah pusat ingin selalu menjadi yang terdepan dalam penanganan coronavirus. Hal ini tercermin juga kala pengumuman pasien positif coronavirus pertama. Saat itu bahkan sang pasien sendiri tidak tahu lebih dahulu hingga pemerintah menyampaikan pengumumannya di televisi.
  5. Meredam kepanikan yang berlebihan. Harga-harga bahan kebutuhan banyak yang mengalami kenaikan. Masker meningkat berlipat-lipat harganya. Begitu juga dengan hand sanitizer. Belum lagi jika membicarakan harga bahan pangan. Mau tidak mau coronavirus telah membangkitkan kepanikan publik sehingga berbuat diluar kewajaran. Situasi ini perlu diredakan sehingga tidak memicu kekacauan yang lebih parah. Menginformasikan kepada publik bahwa ada pasien positif corona yang sudah sembuh dan memberikan kesempatan kepada sang pasien untuk berbicara dinilai sebagai cara yang ampuh untuk itu. Meski entah bagaimana dampaknya kemudian juga masih harus ditinjau lebih jauh.

Mempublikasikan pasien sembuh coronavirus sebenarnya bukan merupakan tindakan yang biasa untuk dilakukan. Belum tentu juga pasien-pasien yang menyusul sembuh setelahnya akan mendapatkan perlakuan serupa. Ditampilkan ke hadapan publik. Kalaupun hal itu dilakukan, barangkali perwakilan pemerintah tidak akan turut serta disana. 

Cukup pihak rumah sakit saja. Bagaimanapun juga Menkes dan pemerintah ingin membangun kesan positif di mata publik terkait penanganan coronavirus. Bahasa "kasarnya" mungkin pemerintah ingin membuat pencitraan yang baik dihadapn warganya. Namun, langkah itu tidak akan pernah diapresiasi baik apabila kedepannya ternyata jumlah korban masih terus bertambah dan bertambah lagi. Apalagi kalau coronavirus sampai tersebar luas merata hingga ke seluruh provinsi di tanah air. Jika sampai hal itu terjadi maka bisa dikatakan pemerintah tidak cukup sigap dan cekatan dalam bergerak.

Sah-sah saja mempublikasi pasien sembuh corona selama hal itu mampu diimbangi dengan penanganan yang serius untuk memberantas pandemi ini. Jika kemudian beberapa hal seperti kepanikan publik, penambahan jumlah korban, atau bahkan kematian akibat coronavirus terjadi maka bisa dibilang bahwa "politik" pencitraan pemerintah telah gagal memikat sasarannya. Apabila demikian yang terjadi maka pemerintah harus segera berbuat sesuatu yang jauh lebih "manjur".

Salam hangat,

Agil S Habib

Refferensi :

[1]; [2]; [3]; [4]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun