Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Strategi Merangsang Antusiasme Kerja Karyawan Milenial

14 Maret 2020   12:13 Diperbarui: 15 Maret 2020   01:29 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antusiame Kerja Karyawan Perlu Dibangkitkan | Sumber gambar : www.enervon.co.id

Selain itu mungkin ada jam kerja shift yang terbagi menjadi tiga shift kerja dengan waktu-waktu yang sudah ditetapkan secara kaku. 

Karyawan atau pekerja harus memulai pekerjaannya pada jam-jam yang sudah diatur sebelumnya. Begitu juga dengan jam istirahat hingga jam pulang kerja. Semuanya terjadi secara rutin dan berulang-ulang setiap hari.

Bagi seorang milenial yang umumnya menyukai fleksibilitas hal ini tentu terasa sangat membosankan. Mereka tidak bisa sewaktu-waktu bekerja atau beristirahat karena terikat oleh standar jam kerja yang sudah ada. 

Padahal ada sebagian orang yang mungkin justru lebih produktif pada waktu-waktu tertentu yang bisa jadi berbeda dengan jam kerja normal yang berlaku saat ini. 

Perusahaan atau organisasi bisnis perlu menangkap sinyal ini dan mengintip peluang besar dibaliknya dalam upaya merengguk produktivitas kerja terbaik dari karyawannya. 

Perusahaan mungkin perlu membuat penyesuaian aturan jam kerja yang lebih berorientasi deadline ketimbang memberlakukan jam kerja "kolot" sebagaimana yang terjadi selama ini. 

Selama pekerjaan bisa dituntaskan dalam batas waktu yang ditentukan seharusnya itu tidak menjadi masalah bagi seorang karyawan untuk menjalani waktu bekerjanya.

Kebijakan semacam ini mungkin akan menyisakan masalah baru. Namun selama hal itu bisa disikapi secara bijak dan disiasati secara tepat maka perusahaanlah yang akhirnya memperoleh keuntungan besar dari hal ini. 

Sekarang, sudah tidak sedikit perusahaan yang memberikan keleluasaan jam kerja fleksibel bagi karyawannya karena hal itu dinilai jauh lebih menguntungkan. Salah satu contoh yang bisa kita lihat adalah google.

Jam Istirahat Fleksibel

Hampir sama dengan jam kerja fleksibel, seorang milenial pada umumnya bisa menilai kapan waktu terbaik untuk mengambil jatah istirahat. Seorang karyawan berlatar milenial mungkin lebih produktif pada jam makan siang tiba dan cenderung "tidak bisa mikir" saat menjelang jam pulang kerja "normal". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun