Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menilik Motivasi di Balik Penyebaran Hoaks Virus Corona

31 Januari 2020   11:02 Diperbarui: 31 Januari 2020   11:19 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hoaks virus Corona | Sumber gambar : babelpos.co

Wabah virus Corona masih belum usai. Setelah sempat diberitakan adanya pasien yang sembuh dari virus ini, berita pilu kembali beredar yaitu terkait jumlah korban meninggal dunia yang mencapai 170 orang pada 29/01/2020 malam dan yang tertular mencapai 7.771 orang. Sudah cukup banyak negara yang mengkonfirmasi bahwa warganya turut terjangkit oleh virus mematikan ini. 

Namun yang justru membuat prihatin adalah masih adanya pihak-pihak tertentu yang mencoba memanfaatkan situasi ini dengan menyebarkan berita bohong atau hoaks yang entah darimana asal-muasalnya. Situasi yang sudah sangat cukup membuat khawatir sebagian besar warga dunia malah diperkeruh dengan adanya pemberitaan tak berdasar.

Mengapa masih ada saja sekumpulan orang yang dengan seenak jidatnya membuat dan menyebarkan berita hoaks tersebut? Apakah mereka tidak cukup tahu bahwa 2019-nCoV merupakan sebuah musibah besar bagi masyarakat internasional? Motivasi apa yang mendasari seseorang atau kelompok tertentu hingga mereka menganggap bahwa informasi hoaks itu "penting" untuk disebarluaskan?

Bagi kita yang cukup mengikuti pemberitaan perihal virus Corona ini, mungkin akan mendapati suatu pemberitaan bahwa virus ini sengaja dibuat oleh pemerintah China sebagai suatu senjata biologi. 

Belum lagi pemberitaan dengan gambar yang menyebutkan adanya kematian masal dengan jumlah mayat berserakan di jalanan dengan tagline bahwa virus ini merupakan azab bagi pemerintah China yang telah melakukan tindak kejahatan pada Muslim Uighur. 

Lebih "kreatif" lagi adalah sebuah berita yang menyebutkan bahwa virus mematikan ini bisa menular melalui ponsel Xiaomi yang dibuat di China. Entah masih ada berapa banyak lagi hoaks yang beredar luas di dunia maya perihal virus Corona ini. 

Pada umumnya pesan yang ingin disampaikan melalui segenap berita hoaks tersebut adalah ingin menyudutkan pihak-pihak tertentu, meningkatkan ketakutan / kekhawatiran/ kewaspadaan publik terhadap persebaran virus ini, hingga adanya kemungkinan memanfaatkan situasi untuk mendapatkan jumlah viewer sebanyak mungkin dari sebuah berita penuh kontroversi. Apabila dikerucutkan, motivasi pembuatan dan penyebarluasan hoaks adalah terkait kepentingan politik, kepentingan ekonomi, dan kepentingan aktualisasi diri.

Memetik Keuntungan dari Hoaks Virus Corona

Kepentingan secara ekonomi tentu kita bisa menangkap maksud dari sebuah berita yang menyedot atensi banyak orang adalah sesuatu yang sangat berpotensi untuk dikomersialkan. Bisa berupa adsense, ataupun dari iklan. Semakin banyak viewer maka semakin menguntungkan bagi si empunya berita hoaks. 

Selain itu, motif ekonomi juga bisa terafiliasi dengan produk dagang tertentu yang sekiranya terhubung dengan pemberitaan hoaks. Hal ini cukup berbeda dengan kepentingan politik yang umumnya jauh lebih kompleks. Kepentingan politik bisa memiliki "jejaring" sangat panjang dan bisa jadi penuh konspirasi. 

Ada cukup banyak kepentingan "turunan" yang bersembunyi dibalik motif politik. Sedangkan kepentingan yang mencakup aktualisasi diri biasanya lebih terkait pada sikap ingin mencari perhatian dari orang lain atau sekadar mencari sensasi di tengah kegaduhan yang terjadi.

Semua motivasi yang mendasari pembuatan dan penyebaran berita hoaks tadi sebenarnya tidak bisa dibenarkan dengan dalih apapun. Bagaimanapun juga hoaks yang beredar hanya akan memperkeruh suasana yang sedang panas yang salah-salahnya malah akan berakhir dengan sesuatu yang tidak baik. 

Virus corona adalah menyangkut nasib dan kehidupan nyawa manusia yang semestinya kita bisa menaruh empati dan simpati kepada semua pihak. Mungkin ada hal diluar sana yang telah membuat kita tidak nyaman perihal pihak-pihak yang menjadi bagian dari kemunculan virus ini. Akan tetapi bukan saatnya bagi kita untuk menyudutkan dan mepersalahkan satu sama lain. 

Hendaknya kita menggalakkan pemberitaan positif yang bisa mengangkat motivasi orang-orang yang tengah dirundung ketakutan hidup di sekitar wilayah dimana virus ini merebak. Hendaknya kita juga menyebarluaskan sebanyak mungkin cara "jujur" terkait bagaimana mengantisipasi dan menolak infeksi virus ini. Mengajak gaya hidup sehat, mengajak berfikiran positif, dan lain sebagainya.

Kita tidak tahu sampai kapan musibah ini akan berlangsung. Namun setidaknya jangan sampai kita menjadi bagian dari sekumpulan orang yang menyebarkan berita hoaks tersebut. Mari kita berdoa semoga segala upaya yang ditempuh untuk mengembalikan kondusivitas dan kenyamanan masyarakat bisa tercapai dengan baik. Semoga virus ini segera ditemukan penangkalnya dan semua orang terbebas dari ancaman virus mematikan ini.

Salam hangat,

Agil S Habib

 

Refferensi :

[1]; [2]; [3]; [4]; [5]; [6]; [7]; [8]; [9]; [10]; [11]; [12]; [13]; [14]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun