Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eksistensi Diri di Era Digital Berbasis Kualitas Akhlaq

21 Januari 2019   14:13 Diperbarui: 21 Januari 2019   14:28 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : nahdlatululama.id

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, menghargai budi pekerti, serta menghormati akhlaq yang baik sebagai bagian dari budaya ketimuran. Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, Indonesia sebagai sebuah bangsa memiliki kultur yang istimewa dan luar biasa. 

Falsafah hidup bangsa Indonesia seperti gotong royong, tepo seliro, merupakan bagian tak terpisahkan dari keluhuran kita sebagai sebuah bangsa. Banyak diantara kita yang berkeyakinan bahwa Indonesia merupakan negeri yang tata tentrem kerta raharja atau negara yang tentram dan nyaman untuk ditinggali. 

Hal ini terjadi karena kontribusi dari kualitas akhlaq bangsa ini yang begitu menjunjung tinggi toleransi, rasa hormat, dan berlaku baik kepada sesama warga negara. Meski mungkin pada saat ini kondisi ini sedikit terusik oleh semakin maraknya aksi-aksi intoleran, tindakan anarki, dan rasa saling curiga yang terjadi dimana-mana. 

Hendaknya hal ini menjadi perhatian kita bersama, kita harus bisa menunjukkan bahwa Indonesia adalah sebuah bangsa yang nyaman untuk ditinggali, kondusif untuk berpendapat, dan bersahaja dalam bermasyarakat. Kita adalah sebuah bangsa yang berakhlaq mulia.

Karakter pribadi, sikap yang ditunjukkan oleh masing-masing individu, dan akhlaq yang dimiliki oleh segenap warga negara memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang eksistensi kita di zaman yang semakin maju. 

Ditengah-tengah gencarnya perkembangan teknologi, kepribadian positif yang dimiliki oleh pribadi atau kelompok akan menjadi pembeda yang signifikan terhadap kemampuannya untuk menjaga eksistensi. Sebagai contoh, disaat tren belanja melalui media online lebih diminati dibandingkan melakukan proses belanja offline maka kesesuaian kualitas dan kuantitas barang antara yang ditawarkan dengan kenyataan haruslah sama. 

Ketika sebuah pelaku bisnis online ternyata memberikan pelayanan yang mengecewakan seperti misalnya barang yang dikirim bermasalah, maka hal itu akan memberikan efek jangka panjang yang buruk. Konsumen akan enggan untuk membeli lagi ditempat yang sama. Ia akan lebih memilih tempat lain yang sekiranya bisa memberinya layanan lebih baik. 

Persaingan bisnis online tidak dapat dipungkiri sangatlah ketat. Menjaga agar tetap eksis di tengah persaingan yang begitu berat pasti tidaklah mudah. Konsumen dengan begitu bebasnya memilih dan berganti-ganti pelayanan. Suatu saat ia memilih melakukan transaksi dengan salah satu pedagang, tapi diwaktu yang lain ia bisa berpindah ke pedagang lainnya. 

Apapun motif dari konsumen, satu hal yang pasti adalah mereka yang ingin eksis harus memiliki nilai tawar lebih. Kita yang ingin bisa menjaga eksistensi diri dalam konteks apapun di kehidupan era digital ini haruslah memiliki nilai lebih yang membuat kita spesial dan bernilai lebih dari yang lain.

Kita bisa mendesain keunikan-keunikan pribadi, akan tetapi faktor-faktor eksternal diluar sana belum tentu menilai keunikan itu layak untuk diberikan penghargaan. Namun ketika kita meningkatkan kualitas dalam hal akhlaq sebagai sebuah individu atau suatu kelompok maka respon yang kita terima akan jauh lebih baik. 

Seseorang boleh saja memiliki penampilan lebih menarik dari yang lain, akan tetapi hal itu tidak akan bisa mengalahkan penilaian terhadap seseorang yang jujur sedangkan lainnya sering melakukan kebohongan. 

Ketika kita berkomunikasi dengan orang-orang yang menyambut kita dengan lemah lembut dan penuh rasa hormat, hal itu akan lebih memberikan kita rasa nyaman daripada berkomunikasi dengan orang-orang yang acuh tak acuh dalam merespon. 

Pada saat kita melakukan chatting dengan seseorang yang baik dalam bertutur kata, bukankah itu lebih memberikan rasa nyaman daripada saat kita melakukannya dengan mereka yang terkesan angkuh dan membanggakan dirinya? Kemuliaan akhlaq seseorang akan mengarahkan menuju cara komunikasi yang baik, sikap yang baik, serta perilaku yang mulia. 

Di tengah-tengah era digital yang menuntut seseorang untuk memiliki kewaspadaan tinggi dalam beraktivitas seperti misalnya tidak asal belanja di toko online agar tidak tertipu, tidak asal berkata-kata atau mencela orang lain yang berisiko melanggar UU ITE, dan tidak asal cuap sehingga dianggap menebar berita hoaks. Kondisi ini tentu saja membuat setiap orang akan lebih selektif dalam memilih dan memilah. 

Mereka yang dikenal memiliki integritas diri yang baik, dipandang sebagai sosok yang jujur dan memegang komitmen, dan berkepribadian baik akan dipandang tinggi oleh orang lain. Dengan kata lain, mereka yang memiliki kualitas akhlaq terbaiklah yang memiliki kesempatan lebih untuk menjaga eksistensi dirinya di era digital ini.

Sebagai sebuah bangsa, jangan sampai kita terjerumus dalam kebebasan membabi buta yang ditawarkan oleh bangsa luar melalui dunia digital ini. Semestinya kita justru menebar pengaruh positif, etika mulia, dan akhlaq yang baik kepada orang lain yang menjalin relasi dengan diri kita. Tutur kata kita di sosial media, argumen-argumen kita di ranah publik adalah representasi dari akhlaq yang kita miliki. 

Ketika perbedaan pendapat tidak bisa dihindari, ketika pilihan politik antar masing-masing orang berbeda satu sama lain, ketika berbeda pendapat tidak bisa dielakkan, maka sikap kita untuk memberikan responlah yang terpenting. Para pribadi berakhlaq tentu akan memberikan respon yang sejuk dan bersahabat, sehingga kehangatan akan senantiasa terjaga dimasyarakat kita. 

Sebagai sebuah bangsa yang utuh, tingginya kualitas akhlaq akan menjadi penopang penting bagi keberlangsungan bangsa kita diantara bangsa-bangsa lain dimasa yang akan datang. Sebagai pribadi atau kelompok, akhlaq mulia yang melekat pada diri kita merupakan jaminan kualitas hidup di tengah persaingan yang luar biasa ini.

Salam,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun