Mohon tunggu...
Ageng Yudhapratama
Ageng Yudhapratama Mohon Tunggu... Lainnya - Pengangguran profesional

Seorang manusia yang sering sambat mengenai banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Sewindu UUK DIY, Apa yang Istimewa dari Yogyakarta?

1 September 2020   19:16 Diperbarui: 2 September 2020   17:55 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Yogyakarta (Foto: Shutterstock via Kompas.com)

Begitu pula dengan tata ruang. Meskipun sudah ada Perdais mengenai tata ruang, Padahal banyak kawasan istimewa yang tata ruangnya diatur secara khusus di Perdais ini. Tidak sebatas mengatur kawasan "istana" Kraton dan Pakualaman saja.

Bahkan kawasan dengan tata ruang istimewa ini penampakannya juga beragam. Mulai kawasan cagar budaya seperti Kotagede dan Kotabaru, hingga bentang alam seperti Perbukitan Menoreh dan Karst Gunung Sewu. Akan tetapi hingga delapan tahun berlalu, kawasan yang tata ruangnya ditata apik hanya di kawasan Malioboro saja.

Untungnya Yogyakarta sejak dulu juga masyhur sebagai kota budaya. Maka UUK DIY juga mengakui keistimewaan DIY di bidang kebudayaan. 

Keistimewaan ini memberi wewenang bagi DIY untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang selama ini sudah mengakar dan melekat menjadi identitas masyarakat Yogyakarta. Wewenang itu selanjutnya dijalankan oleh Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan).

Hasil kerja Kundha Kabudayan cukup terlihat melalui seabrek aktivitas kebudayaan yang ada di skala DIY. "Tilik" dan sejumlah sinema pendek karya sineas DIY yang belakangan ini viral di Twitter merupakan film yang produksinya didanai oleh Kundha Kabudayan.

Film pendek "Tilik" yang viral di media sosial (Gambar: Youtube/Ravacana Films)
Film pendek "Tilik" yang viral di media sosial (Gambar: Youtube/Ravacana Films)
Ngayogjazz dan Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) adalah dua contoh lain yang rutin terselanggara tiap tahun dengan dukungan Kundha Kabudayan. Selain itu, masih ada beragam pagelaran tari tradisional, kompetisi film, festival musik, hingga pameran seni rupa yang didukung juga oleh mereka. Kundha Kabudayan terbilang sangat hidup apabila dibandingkan Dinas Kebudayaan di daerah-daerah lain.

Berdasarkan uraian pendek ini, tampak memang sudah ada upaya proaktif dari Pemda DIY maupun masyarakat Yogyakarta untuk menghidupi status keistimewaannya. Hal ini tampak dari aspek tata pemerintahan dan kebudayaan yang perlahan-lahan telah tampak diperhatikan secara khusus.

Namun DIY juga masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Terutama untuk mengelola aspek pertanahan dan tata ruangnya secara istimewa.

Jangan sampai dalam perjalanan menuju delapan windu berikutnya, Yogyakarta masih dikenal sebatas daerah istimewa sebatas karena memiliki dua raja sebagai pemimpin daerahnya. Sudah saatnya Yogyakarta tampil istimewa seutuhnya.

Tidak hanya istimewa untuk kepentingan kerabat Kraton dan Pakualaman. Akan tetapi menjadi istimewa di semua aspek demi kepentingan warganya, segenap kawula Yogyakarta, yang memegang pepatah Pejah Gesang Ndherek Mataram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun