Malaysia - negeri ajaib yang spektakuler, 70% wilayahnya ditutupi hutan hujan tropis, dengan puncak-puncak yang menjulang tinggi, dan tingkat keanekaragaman hayati yang luar biasa . Sarawak adalah rumah bagi 26 kelompok etnis yang berbeda, semuanya dengan budaya, adat istiadat, tradisi, dan bahasa mereka sendiri yang unik. Yuni seorang mahasiswa universitas tanjungpura melakukan perjalan menuju malaysia dengan menggunakan kendaraan pribadi melewati pos lintas batas  negara (PLBN) Aruk di kecamatan Paloh, Desa Jagoi, Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, dari PLBN jagoi babang menuju malaysia menempuh waktu sekitar 1,5 jam perjalanan.
Suasana Kota Kuching, Sarawak begitu semarak sehari sebelum perayaan tahun baru imlek. Yuni tiba di Kuching pada pagi hari, disambut oleh udara yang hangat dan langit yang cerah. Di kotanya pun terlihat semakin hidup dengan berbagai dekorasi Imlek, seperti lentera merah yang menggantung di sepanjang jalan, patung-patung shio di pusat perbelanjaan, serta musik tradisional Tionghoa yang menggema di berbagai sudut kota.
Menyusuri Waterfront Kuching
Perjalanan dimulai dari ikon terkenal Kuching, yakni Waterfront Kuching .Kawasan tepi sungai ini ramai oleh wisatawan dan warga lokal yang menikmati suasana pagi, Yuni melihat perahu tambang berwarna-warni yang membawa penumpang menyeberangi Sungai Sarawak, sementara di kejauhan bangunan megah Dewan Undangan Negeri Sarawak berdiri kokoh. Di sepanjang tepi sungai, banyak kios yang menjual suvenir khas Sarawak, seperti kain songket, ukiran kayu, dan kerajinan tangan berbentuk kucing—ikon khas kota ini. Tak lupa,Yuni mencicipi kolo mee, mi khas Kuching yang kenyal dengan rasa gurih yang lezat.
Kehebohan di Carpenter Street
Menjelang siang, Yuni melanjutkan perjalanan ke Carpenter Street, salah satu pusat budaya Tionghoa di Kuching bersama keluarganya. Jalan ini penuh dengan toko-toko kuno yang menjual pernak-pernik Imlek, seperti angpau merah, hiasan naga, dan camilan khas seperti kue keranjang serta dodol. Aroma dupa yang dibakar di depan toko-toko menambah nuansa khas perayaan Imlek. Yuni sempat mengunjungi Tua Pek Kong Temple, kuil Tionghoa tertua di Kuching. Banyak warga yang datang untuk berdoa dan menyalakan dupa sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Warna merah mendominasi area kuil, dan suara petasan mulai terdengar, menandakan semangat menyambut tahun baru yang semakin dekat.
Menjelajahi Pasar Minggu dan Kuliner Khas
Sore hari, Yuni dan autynya mampir ke pasar Minggu Satok, tempat warga lokal berbelanja kebutuhan imlek. Berbagai macam buah jeruk, bunga segar, serta aneka kue kering memenuhi lapak pedagang. Yuni juga mencicipi laksa Sarawak, hidangan mie kuah santan yang kaya rempah, yang menjadi salah satu kuliner kebanggaan warga Sarawak. Menjelang malam, jalan-jalan utama mulai dipenuhi lampion yang menyala terang. Suasana semakin meriah dengan parade barongsai yang mulai berkeliling. Anak-anak tampak antusias menyaksikan atraksi tersebut, sementara keluarga-keluarga berkumpul untuk bersiap menyambut malam pergantian tahun dengan makan malam bersama.
Biaya dan rincian pengeluaran
Perjalanan ke Kuching bukan hanya senang – senang akan tetapi biaya dan finansial harus tercukupi sebelum pergi ke sarawak ,kuching Malaysia. Berikut adalah biaya Perjalanan yang dikeluarkan selama 4 hari di Kuching.
Keindahan Lampion di Padungan Street
Sebelum mengakhiri perjalanan, Yuni menyempatkan diri berjalan-jalan di Padungan Street, kawasan yang terkenal dengan patung kucing raksasanya. Malam itu, jalanan dihiasi lampion merah yang bergelantungan menciptakan suasana yang sangat indah dan fotogenik. Di beberapa sudut, terdengar alunan musik tradisional yang menambah semarak perayaan. Tak terasa, waktu sudah larut dan perjalanan Yuni berakhir. Suasana kota ini sehari sebelum Imlek benar-benar memancarkan keceriaan dan kehangatan, di mana tradisi, budaya, dan kebersamaan begitu terasa.
Suka cita hari raya imlek
Senin, 29 februari 2025 hari raya imlek di Sarawak telah resmi digelar dengan penuh kemeriahan dan semangat kebersamaan. Sejak pagi, suasana Kota Kuching dan berbagai daerah lain di Sarawak dipenuhi oleh warga keturunan Tionghoa yang merayakan tahun baru dengan berbagai tradisi khas,seperti aunty yuni yang merayakan hari raya imlek dengan penuh kemeriahan dan suka cita,yang dimana lampion digantungkan disetiap sudut rumah serta hiasan hiasan imlek yang beramacam ragam dan penuh makna.
Sembahyang di Kuil dan Tradisi Keluarga
Di pagi hari, masyarakat Tionghoa berbondong-bondong mengunjungi kuil-kuil besar di Sarawak, seperti Tua Pek Kong Temple di Kuching. Mereka menyalakan dupa, berdoa dan memberikan persembahan kepada leluhur sebagai bentuk penghormatan dan harapan akan keberuntungan di tahun yang baru. Asap dupa yang membumbung tinggi menciptakan suasana sakral, sementara gemericik koin yang dilempar ke dalam wadah keberuntungan terdengar di berbagai sudut kuil. Di rumah-rumah warga, tradisi makan besar keluarga menjadi momen yang dinanti. Hidangan seperti ikan kukus (melambangkan kemakmuran), kue keranjang, dan mie panjang disajikan termasuk di rumah kediaman aunty yuni. Banyak keluarga juga melakukan tradisi bagi-bagi angpau, di mana orang tua memberikan amplop merah berisi uang kepada anak-anak dan orang yang belum menikah sebagai simbol keberuntungan.
Parade dan Atraksi Barongsai
Menjelang siang, pusat kota Kuching menjadi ramai dengan parade budaya. Atraksi barongsai dan tarian naga yang dinantikan banyak orang mulai digelar di berbagai pusat perbelanjaan, seperti The Spring Mall dan Vivacity Megamall. Barongsai berwarna merah dan emas menari dengan lincah mengikuti irama tabuhan genderang dan simbal, sementara masyarakat bersorak dan bertepuk tangan menyaksikan pertunjukan tersebut. Di Carpenter Street, salah satu pusat budaya Tionghoa di Kuching, suasana semakin meriah dengan berbagai pertunjukan seni, dari tarian tradisional hingga pertunjukan musik khas Tionghoa. Banyak wisatawan yang datang untuk merasakan euforia perayaan ini dan menikmati aneka jajanan khas Imlek yang dijual di sepanjang jalan.
Pasar Malam dan Festival Lampion
Sore hari, suasana semakin semarak dengan digelarnya pasar malam Imlek. Di berbagai kota seperti Sibu dan Miri, masyarakat memadati pasar untuk membeli makanan khas, dekorasi, dan pakaian baru yang melambangkan keberuntungan, disitu yuni di belanjakan oleh auntynya baju,celana dan jam tangan yang total jumblah semuanya berkisaran 500 ribu ,pada saat itu harga barang relatif murah dari biasanya disitu juga ada padungan street, Kuching, festival lampion yang menjadi daya tarik utama bagi masyarakat sekitar. Ribuan lampion merah menggantung di sepanjang jalan, menciptakan suasana yang megah dan fotogenik. Beberapa keluarga tampak mengabadikan momen dengan berfoto di bawah cahaya lampion, sementara di beberapa titik, pertunjukan wayang kulit Tionghoa dan drama klasik turut menghibur para pengunjung.
Pesta Kembang Api Spektakuler
Menjelang tengah malam, langit Sarawak dihiasi dengan pertunjukan kembang api spektakuler. Di Kuching, lokasi seperti Waterfront Kuching menjadi tempat berkumpulnya ribuan warga yang ingin menyaksikan keindahan pesta kembang api yang menerangi langit malam, Suara petasan dan letupan kembang api menandai puncak perayaan, diiringi dengan sorak-sorai warga yang bersukacita menyambut tahun yang baru. Bagi masyarakat Tionghoa, suara petasan dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan sepanjang tahun.
Perayaan yang Hangat dan Penuh Makna
Hari Raya Imlek di Sarawak tahun ini kembali menunjukkan bagaimana tradisi dan budaya terus dijaga dan dirayakan dengan penuh semangat. Tidak hanya bagi masyarakat Tionghoa, tetapi juga bagi seluruh warga yang ikut menikmati kemeriahan acara. Dari doa di kuil, hidangan khas keluarga, parade budaya, hingga pesta kembang api, perayaan ini menjadi momen berharga yang mempererat hubungan antarwarga, mencerminkan keberagaman dan keharmonisan di Sarawak. Dengan semangat yang membara, masyarakat pun menyambut tahun baru dengan harapan akan kebahagiaan, kesehatan, dan kesuksesan di tahun yang akan datang. Kuching, dengan segala pesonanya, benar-benar menjadi tempat yang sempurna untuk merasakan semarak Tahun Baru Imlek di Malaysia.
Ingin Kembali ke Negeri tetangga lagi
Setelah 4 hari di kuching malaysia akhirnya yuni dan kelurga pulang kembali ke indonesia menggunakan mobil pribadi melalui jalur PLBN Jagoi babang dikarenakan yuni yang sebentar lagi akan melakukan aktivitas kuliah seperti biasanya. Yuni berharap tahun ini dapat kembali lagi ke negara malaysia karena baginya malaysia negara yang kaya akan budaya kulinernya serta keindahan kota kuching nya.
Tertarik untuk mengunjungi Sarawak ? jangan lupa mempersiapkan perjalanan mu dan cobalah menikmati hari di negeri Jiran ini!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI