Mohon tunggu...
AGATA MARNI
AGATA MARNI Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hai,perkenalkan nama saya Agata marni, mahasiswa Universitas Tanjung pura Pontianak, umur saya 21 tahun ,asal saya dari Sanggau kapuas letaknya di Embaong ,kelurahan bunut ,saya anak pertama dari dua bersaudara adik saya laki - laki , orang tua saya bekerja sebagai petani yang berjuang menyekolahkan anaknya walapun dengan latar belakang yang kurang mampu hobi saya adalah memasak ,karena kegiatan sehari-hari saya selain kuliah sebagai mahasiswa adalah memasak dan yang kedua adalah bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Perayaan Imlek di Negeri Jiran Sarawak, Malaysia yang Spektakuler

14 Maret 2025   00:54 Diperbarui: 14 Maret 2025   00:47 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keindahan Lampion di Padungan Street

Sebelum mengakhiri perjalanan, Yuni menyempatkan diri berjalan-jalan di Padungan Street, kawasan yang terkenal dengan patung kucing raksasanya. Malam itu, jalanan dihiasi lampion merah yang bergelantungan menciptakan suasana yang sangat indah dan fotogenik. Di beberapa sudut, terdengar alunan musik tradisional yang menambah semarak perayaan. Tak terasa, waktu sudah larut dan perjalanan Yuni berakhir. Suasana kota ini sehari sebelum Imlek benar-benar memancarkan keceriaan dan kehangatan, di mana tradisi, budaya, dan kebersamaan begitu terasa.

Suka cita hari raya imlek

Senin, 29 februari 2025 hari raya imlek di Sarawak telah resmi digelar dengan penuh kemeriahan dan semangat kebersamaan. Sejak pagi, suasana Kota Kuching dan berbagai daerah lain di Sarawak dipenuhi oleh warga keturunan Tionghoa yang merayakan tahun baru dengan berbagai tradisi khas,seperti aunty yuni yang merayakan hari raya imlek dengan penuh kemeriahan dan suka cita,yang dimana lampion digantungkan disetiap sudut rumah serta hiasan hiasan imlek yang beramacam ragam dan penuh makna.

Sembahyang di Kuil dan Tradisi Keluarga

Di pagi hari, masyarakat Tionghoa berbondong-bondong mengunjungi kuil-kuil besar di Sarawak, seperti Tua Pek Kong Temple di Kuching. Mereka menyalakan dupa, berdoa dan memberikan persembahan kepada leluhur sebagai bentuk penghormatan dan harapan akan keberuntungan di tahun yang baru. Asap dupa yang membumbung tinggi menciptakan suasana sakral, sementara gemericik koin yang dilempar ke dalam wadah keberuntungan terdengar di berbagai sudut kuil. Di rumah-rumah warga, tradisi makan besar keluarga menjadi momen yang dinanti. Hidangan seperti ikan kukus (melambangkan kemakmuran), kue keranjang, dan mie panjang disajikan termasuk di rumah kediaman aunty yuni. Banyak keluarga juga melakukan tradisi bagi-bagi angpau, di mana orang tua memberikan amplop merah berisi uang kepada anak-anak dan orang yang belum menikah sebagai simbol keberuntungan.

Parade dan Atraksi Barongsai

Menjelang siang, pusat kota Kuching menjadi ramai dengan parade budaya. Atraksi barongsai dan tarian naga yang dinantikan banyak orang mulai digelar di berbagai pusat perbelanjaan, seperti The Spring Mall dan Vivacity Megamall. Barongsai berwarna merah dan emas menari dengan lincah mengikuti irama tabuhan genderang dan simbal, sementara masyarakat bersorak dan bertepuk tangan menyaksikan pertunjukan tersebut. Di Carpenter Street, salah satu pusat budaya Tionghoa di Kuching, suasana semakin meriah dengan berbagai pertunjukan seni, dari tarian tradisional hingga pertunjukan musik khas Tionghoa. Banyak wisatawan yang datang untuk merasakan euforia perayaan ini dan menikmati aneka jajanan khas Imlek yang dijual di sepanjang jalan.

Pasar Malam dan Festival Lampion

Sore hari, suasana semakin semarak dengan digelarnya pasar malam Imlek. Di berbagai kota seperti Sibu dan Miri, masyarakat memadati pasar untuk membeli makanan khas, dekorasi, dan pakaian baru yang melambangkan keberuntungan, disitu yuni di belanjakan oleh auntynya baju,celana dan jam tangan yang total jumblah semuanya berkisaran 500 ribu ,pada saat itu harga barang relatif murah dari biasanya disitu juga ada padungan street, Kuching, festival lampion yang menjadi daya tarik utama bagi masyarakat sekitar. Ribuan lampion merah menggantung di sepanjang jalan, menciptakan suasana yang megah dan fotogenik. Beberapa keluarga tampak mengabadikan momen dengan berfoto di bawah cahaya lampion, sementara di beberapa titik, pertunjukan wayang kulit Tionghoa dan drama klasik turut menghibur para pengunjung.

Pesta Kembang Api Spektakuler

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun