Stem Cell ? Sel Punca ? Apakah keduanya berbeda atau kah sama ? Jika sama, apakah yang menyebabkan perbedaan kedua nama tersebut ? Jika berbeda, apakah yang menyebabkan perbedaan antara keduanya ?
Organisme merupakan suatu komponen -- komponen dari pembentuk makhluk hidup. Organisme itu sendiri dibentuk dari banyak unit -- unit, unit paling kecil pembentuk organisme tersebut adalah Sel atau Cell. Melalui sel -- sel tersebut akan terbentuklah organ -- organ yang nanti juga akan menjadi satu kesatuan  menjadi suatu organisme.
Lantas, bagaimana penjelasan tetang perbedaan Stem Cell dan sel punca ? Stem Cell dan Sel Punca merupakan suatu dari sel yang tidak beda dan sama. Stem cell dan sel punca adalah sesuatu yang sama, titik perbedaannya adalah Stem Cell merupakan penerapan dari Bahasa Inggris dan Sel Punca merupakan penerapan dari Bahasa Indonesia.
Bagaimana penjelasan mengenai Stem Cell ? Apakah itu Stem Cell ?
      Suatu potensi yang dimiliki oleh sel dan berguna dalam perkembangan sel menjadi berbagai sel pembentuk jaringan, itulah yang dinamakan dari Stem Cell. Dengan begitu, Stem Cell dapat diartikan sebagai sumber dari sel -- sel yang baru dan Stem Cell tersebut akan menggantikan sel -- sel yang telah mati sebelumnya. Stem Cell ini sangat berguna bagi tubuh manusia dan tentunya tubuh manusia juga sangat memerlukan Stem Cell ini, karena dengan adanya Stem Cell ini manusia menjadi seolah -- olah memiliki dokter didalam tubuh, manusia menjadi memiliki kemampuan tersendiri yang dapat menyembuhkan diri sendiri. Sebagai contoh, ketika mengalami luka di bagian kulit, secara otomatis akan ada jaringan - jaringan yang rusak di kulit, kemudian Stem Cell akan bekerja dengan membentuk jaringan dan sel kulit yang baru sehingga jaringan yang rusak tersebut akan diperbaiki dan lama -- lama akan hilang, kemudian luka tersebut akan tertutup.
Apa sajakah yang mampu dilakukan oleh Stem Cell ?
      Ada 2 kemampuan yang dimiliki dan dapat dilakukan oleh Stem Cell, kemampuan tersebut adalah :
- Kemampuan dari Stem Cell untuk berubah dan berkembang menjadi sel -- sel lain, contohnya Stem Cell berkembang menjadi sel pankreas, sel otot jantung, sel saraf, dan lain sebagainya.
- Stem Cell dapat menduplikasi dirinya sendiri secara identik dengan induknya, dengan kemampuan ini berarti Stem Cell dapat memperbarui dirinya sendiri. Tidak semua sel -- sel tubuh lainnya memiliki kemampuan yang dimiliki oleh Stem Cell ini.
Bagaimana manfaat Stem Cell dalam tubuh ?
      Berdasarkan pendapat dr.Andri Lubis, sebagai dokter spesialis bedah ortopedik, Stem Cell memiliki keistimewaan untuk mampu berkembang menjadi berbagai sel apa saja. Pengobatan dengan Stem Cell yang mulai berkembang dan populer ini akan besar dirasakan manfaatnya jika dapat mengobati berbagai macam penyakit, khususnya untuk penyakit -- penyakit degeneratif. Hal ini terjadi karena penyakit - penyakit seperti demensia ( degeneratif otak ) dan penyakit jantung tersebut, belum ditemukan obatnya hingga saat ini.
      Hingga saat ini, Stem Cell telah dapat mengobati berbagai penyakit saraf seperti huntington dan parkinson. Keberhasilan ini menunjukan kemajuan pengobatan dengan basis Stem Cell.
Bagaimana cara transplantasi Stem Cell ? Apakah terdapat banyak kendala ?
      Pengobatan dengan cara Stem Cell dapat dilakukan dengan cara transplantasi. Untuk dapat melakukan transplantasi Stem Cell tersebut ada 3 cara transplantasi yang dapat dilakukan. 3 Cara tersebut diutarakan oleh dr. Yudi Her Oktaviano sebagai dokter pembuluh darah dan dokter jantung.
      3 Cara transplantasi tersebut adalah :
- Alogenik  : Cara transplantasi Stem Cell yang pertama ini dapat dilakukan dengan mentransplantasi Stem Cell dari orang -- orang yang memiliki hubungan kekerabatan ( keluarga, orang tua, saudara ) maupun dari orang -- orang yang tidak memiliki hubungan kekerabatan apapun ( teman, tetangga, relasi ).
- Autologous  : Cara transplantasi Stem Cell yang kedua ini dapat dilakukan dengan sumber transplantasi Stem Cell dari diri sendiri.
- Syngeneic  : Cara transplantasi Stem Cell yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mentransplantasi Stem Cell yang bersumber dari Stem Cell saudara kembar identik.
Ada 3 bagian -- bagian dari tubuh manusia yang mampu menghasilkan Stem Cell, bagian tersebut adalah sumsum tulang, darah tepi, dan darah tali pusat. Dari 3 bagian tubuh tersebut, bagian yang paling aman untuk transplantasi adalah bagian darah tali pusat. Bagian dara tali pusat dikatakan paling aman karena untuk mengambil bagian tersebut hanya dapat sewaktu bayi dilahirkan. Cara pengambilannya hanya dapat dilakukan oleh dokter kandungan dan bank tali pusat tersebut.
Untuk melakukan transplantasi tersebut, tidak semena -- mena mudah dan terdapat banyak kendala yang akan dihadapi. Ada setidaknya 3 kendala yang akan dihadapi bila akan melakukan transplantasi Stem Cell, kendala yang pertama adalah kendala biaya. Umumnya untuk melakukan transplantasi Stem Cell tersebut dapat menggocek uang hingga sebesar 200 juta atau lebih. Kendala yang kedua adalah adanya potensi untuk penolakan sel oleh tubuh pasien, meskipun risikonya kecil. Risiko paling sedikit yaitu 1 persen penolakan, akan terjadi ketika Stem Cell diperoleh dari seseorang yang memiliki hubungan kekerabatan ( keluarga, saudara, oran tua ). Risiko penolakan 3 -- 5 persen terjadi ketika Stem Cell diperoleh dari seseorang yang tidak memiliki hubungan kekerabatan ( relasi, teman ).
Apakah transplantasi ini tidak akan menimbulkan dampak atau akan menimbulkan berisiko ?
       Risiko, efek samping, dan komplikasi sangat memungkinkan terjadi, meskipun ada yang berdampak ringan maupun hingga berdampak fatal pula. Risiko -- risiko tersebut adalah :
- Katarak
- Stem Cell organik yang berkembang secara tidak teratur
- Infertilitas
- Kanker
- GVHD (Graft Versus Host Disease)
- Kematian
- Kegagalan transplantasi
- Infeksi
Berdasarkan pendapat dr. Yvonne, seorang hematologis dari Singapura, risiko GVHD (Graft Versus Host Disease) terjadi ketika sel Stem Cell diserang oleh sel tubuh penerima. Umumnya, GVHD (Graft Versus Host Disease) akan terjadi bila pendonoran Stem Cell tidak 100 persen cocok. Meskipun tidak 100 persen cocok, transplantasi tetap dapat terjadi dengan tingkat kecocokan 80 persen. Selain itu, GVHD (Graft Versus Host Disease) juga terjadi pada pasien yang tua. Apabila GVHD (Graft Versus Host Disease) ini tidak dikontrol, maka dapat berkembang menjadi lebih serius dan dapat membahayakan nyawa pasien.
Bagaimana Pengambilan Stem Cell Melalui Plasenta ?
       Prosedur transplantasi Stem Cell memang memiliki berbagai manfaat dan risiko yang akan terjadi, lantas bagaimana mengenai transplantasi Stem Cell melalui plasenta bayi ? Prosedur transplantasi ini memiliki berbagai risiko, salah satu risikonya adalah dapat meningkatkan risiko kematian pada kedua pihak, yaitu pada anak dan ibu. Selain itu, risiko yang dapat diakibatkan adalah kecacatan pada anak.
      Prosedur ini memang berisiko karena prosedur akan dilakukan dengan mengambil darah dari plasenta yang akan dilakukan tepat setelah bayi dilahirkan. Pertama -- tama tali pusat dari bayi akan diikat dengan klem, dengan tujuan agar darah dari bayi dapat berkumpul kemudian disedot dan disimpan. Penyimpanan darah ini harus dalam keadaan beku agar dapat digunakan kembali sewaktu -waktu. Meskipun begitu, cara ini masih dianggap terlalu cepat sehingga darah yang seharusnya dialirkan ke tubuh bayi menjadi berkurang. Di dalam darah tersebut terdapat oksigen dan nutrisi, sehinnga dapat membuat bayi menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi dan mengakibatkan bayi tersebut mengalami kecacatan ataupun kematian.
      Pengaruh lain terdapat pada bidan. Bidan -- bidan yang bertugas mengurus kondisi sang ibu dan bayi dapat teralihkan oleh pengambilan darah plasenta. Bidan tersebut fokusnya terbagi dengan mengambil darah plasenta, sedangakan fokus mereka pada pernapasan ibu dan bayi menjadi terbagi yang dapat mengakibatkan pendarahan maupun sesak napas.
Contoh kasus mengenai transplantasi Stem Sel ?
       Salah satu contoh kasus transplantasi Stem Cell adalah pada tahun 2015. Tiga orang wanita di Florida, Amerika Serikat, mengikuti suatu uji coba pengobatan berbasis Stem Cell. Namun, risiko yang telah digadang -- gandang pun tepat terjadi. Ketiga wanita tersebut mengalami pendarahan, terlepasnya retina, serta kehilangan penglihatan, hingga akhirnya mereka mengalami kebutaan permanen. Kasus ini pun diteliti dan diselidiki yang pada akhirnya akan diterbitkan oleh The New England Journal of Medicine.
      Kesalahan pertama yang terjadi pada kasus tersebut adalah dilakukannya penarikan uang sebagai biaya yang jumlahnya tidak kecil, yaitu sebesar US$5.000. Kejadian ini tidaklah seharusnya terjadi karena pengobatan ini masih dalam tahap uji coba sehingga penarikan biaya tersebut tidaklah benar.
      Kesalahan juga terjadi dalam mempersiapkan Stem Cell. Kesalahan yang terjadi adalah ketika zat -- zat yang digunakan untuk mencuci Stem Cell tercampur dan masuk ketika proses injeksi berlangsung, atau dapat dikatakan sebagai kontaminan.
      Kesalahan lain yang terjadi adalah seharusnya mata kedua pasien tidak diperlakukan sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Hal ini merupakan suatu kesalahan karena seharusnya dokter melakukan pendekatan secara konservatif respon terhadap bola mata.
      Fakta dari kejadian kasus ini tentu dapat dijadikan pelajaran bagi siapapun agar dapat lebih menimbang dalam memutuskan ketika akan transplantasi Stem Cell karena banyak risiko yang akan dihadapi ketika kita melakukan transplantasi Stem Cell. Dari kejadian kesalahan ini pula tentunya metode -- metode akan terus dikembangkan agar menjadi lebih baik dan kesalahan sebelumnya tidak terjadi lagi.
Transplantasi Stem Sell ? Setuju kah ?Â
Prosedur transplantasi Stem Sel sangatlah berisiko, risiko yang didapatkan berskala muai dari risiko yang paling ringan hingga risiko yang paling fatal, yaitu kematian. Transplantasi Stem Cell ini akan lebih baik dilakukan bila dalam keadaan yang sangat genting dan kondisi yang sudah sangat sulit untuk ditolong lagi. Namun, apabila dalam keadaan yang tidak genting, Stem Cell ini dapat memiliki dua kemungkinan.
 Kemungkinan yang pertama adalah keadaan menjadi bertambah buruk dari sebelumnya karena risiko yang didapatkan menjadikan kondisi lebih buruk daripada kondisi sebelumnya. Kemungkinan yang kedua adalah kondisi menjadi semakin baik dan dapat menjadi pulih. Dibalik semua kemungkinan yang akan terjadi tersebut, kendala yang memungkinkan akan menjadi masalah sebelumnya bagi sebagian orang adalah mengenai dana. Dana yang dibutuhkan untuk melakukan transplantasi Stem Cell tidaklah sedikit, dan dapat meraup sangat banyak dana dari puluhan hingga ratusan juta atau bahkan lebih.
Daftar Pustaka
Mulkan, Fauzi. Contoh Daftar Pustaka yang Benar dan Sesuai Ketentuan. 22 Agustus 2018. https://satriabajahitam.com/contoh-daftar-pustaka-dari-internet/
      Gravitime. Apa itu Stem Cell. 22 Agustus 2018. https://gravitime.net/2017/10/apa-itu-stem-cell-pengertian-jenis-stem-cell-cara-memperoleh-manfaat.html
Detikhealth. Pengambilan Plasenta untuk Stem Cell Bahayakan Ibu dan Bayi. 22 Agustus 2018. https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-1728069/pengambilan-plasenta-untuk-stem-cell-bahayakan-ibu-dan-bayi
       Sunara, Windy. Manfaat Stem Cell Dunia Medis. 22 Agustus 2018. https://www.revolusikesehatan.com/pengertian-dan-manfaat-stem-cell/
      Isati, Carla. Berbagai Manfaat Stem Cell. 22 Agustus 2018. http://www.beritasatu.com/kesehatan/309897-berbagai-manfaat-stem-cell.html
      Eka, Aditya. 3 Cara Transplantasi Stem Cell. 22 Agustus 2018. https://www.liputan6.com/health/read/763652/3-cara-transplantasi-stem-cell
      Widya, Aditya. Terapi Stem Cell dan Berharganya Sel Manusia. 22 Agustus 2018. https://tirto.id/terapi-stem-cell-dan-berharganya-sel-manusia-cymR
      Detikhealth. Ini Efek Samping Transplantasi Stem Cell yang Paling Banyak dan Fatal. 22 Agustus 2018. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-2250170/ini-efek-samping-transplantasi-stem-cell-yang-paling-banyak-dan-fatal
 Goldberg, Jeffrey. Sebuah studi mengungkap penyebab kesalahan fatal kasus pengobatan berbasis stem-cell yang berujung pada kebutaan pasien. 22 Agustus 2018. https://technonews.id/sebuah-studi-mengungkap-penyebab-kesalahan-fatal-kasus-pengobatan-berbasis-stem-cell-yang-berujung-pada-kebutaan-pasien/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI