Tak heran jika banyak yang merasa kerja di luar negeri adalah jalan keluar untuk hidup yang lebih sejahtera.
3. Dampak Positif: Dari Remitansi ke Skill
Uang yang dikirim pekerja migran (remitansi) menjadi penyumbang ekonomi nasional. Banyak yang pulang dengan tabungan, bangun rumah, buka usaha. Di sisi lain, mereka juga pulang dengan soft skill dan hard skill yang jauh meningkat.
Sisi Kontra: Apa Risiko di Balik “Kabur”?
1. Risiko Sosial & Hukum
- Jauh dari keluarga = risiko kesepian dan tekanan mental.
- Masih ada modus TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) dan penipuan agen ilegal.
- Biaya keberangkatan bisa memberatkan calon pekerja jika tak direncanakan dengan matang.
2. Perlindungan Masih Perlu Diperkuat
Meski pemerintah melalui BP2MI dan Kemnaker sudah memberikan pelatihan, asuransi, hingga hotline pengaduan 24 jam, pada praktiknya belum semua pekerja benar-benar terlindungi. Edukasi tentang hak dan kewajiban pun masih perlu terus ditingkatkan.
“Kabur” Bukan Solusi Semua Orang
Fenomena #KaburAjaDulu bisa jadi sinyal alarm: sistem ketenagakerjaan kita butuh reformasi menyeluruh. Pemerintah tak cukup hanya bangga dengan angka statistik, tapi juga harus:
- Mendorong penciptaan lapangan kerja yang berkualitas.
- Meningkatkan link and match antara pendidikan dan industri.
- Menjamin perlindungan dan kepastian hukum bagi pekerja migran.
Bagi yang ingin bekerja di luar negeri, pastikan:
- Gunakan jalur resmi dan agen legal (terdaftar di BP2MI).
- Pahami hak dan kewajiban sebagai pekerja migran.
- Siapkan mental, fisik, dan finansial secara matang.
Pergi dengan Persiapan, Bukan Pelarian