Mohon tunggu...
Rd.Agah Handoko
Rd.Agah Handoko Mohon Tunggu... Wartawan Bodrex

Diam itu emas, tapi jika diam mu di injak bicaralah agar mereka diam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Raden Agah Handoko : Dari Lambangjaya Menjaga Jejak, Menyambung Sejarah

24 Agustus 2025   07:47 Diperbarui: 24 Agustus 2025   07:49 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agah Handoko  Ketua KHB  (dokpri) 

Aga

Di Bekasi, ada seorang pria yang hidupnya begitu dekat dengan sejarah. Namanya Raden Agah Handoko. Kini ia menetap di Kp Pekopen Rt 01/01, Desa Lambangjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Dari tanah tempat ia tinggal inilah, Agah menumbuhkan kepeduliannya pada sejarah, budaya, dan perjuangan para pendahulu.

Banyak orang mengenalnya sebagai Ketua Komunitas Historika Bekasi (KHB), tapi kiprahnya tidak berhenti di sana. la juga dipercaya duduk di TP2GD (Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah) serta TPCB (Tim Pendaftar Cagar Budaya) Kabupaten Bekasi. Tiga peran ini membuat Agah Handoko benar-benar dikenal sebagai sosok penjaga jejak sejarah dan budaya Bekasi.

Sejarah sebagai Nafas

Bagi Agah, sejarah bukan benda mati. la tidak hanya tersimpan dalam buku, foto, atau dokumen. Sejarah adalah napas yang bisa dihidupkan kembali. Karena itu, ia aktif di berbagai lini: di komunitas, di tim riset pahlawan daerah, hingga dalam pelestarian situs bersejarah.

Sebagai putra daerah dari Lambangjaya, Agah merasa punya tanggung jawab moral. la ingin anak-anak di kampungnya dan generasi muda Bekasi secara luas tetap bisa mengenal siapa pahlawan mereka, apa yang diperjuangkan, dan bagaimana jejak itu harus dijaga.

Napak Tilas: Menghidupkan Kisah Lama

Napak tilas pejuang Bekasi  ( dokpri) 
Napak tilas pejuang Bekasi  ( dokpri) 

Bayangkan saja, berjalan kaki dari Rengasdengklok-tempat penting jelang proklamasi-hingga Gedung Juang Tambun, ikon perjuangan rakyat Bekasi. Jaraknya sekitar 50 kilometer, ditempuh berjam-jam, bahkan bisa lebih dari setengah hari. Melelahkan, tentu saja. Tapi setiap langkah seolah membawa peserta ke masa lalu, ke zaman ketika para pejuang rela mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan.

Agah selalu mengatakan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun