Mohon tunggu...
Afwa Pahlevi
Afwa Pahlevi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/23107030115/UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Polusi Udara di Langit Biru Yogyakarta

1 Maret 2024   01:15 Diperbarui: 1 Maret 2024   01:44 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa Faktor

Menurut Very Try Sujatmiko yang merupakan perwakilan DLHK Kota Yogyakarta dalam podcast MQFM yang membahas tentang kekeringan dan polusi udara Jogja pada 18 Agustus 2023 berkata bahwa penyumbang polusi udara Jogja berasal dari emisi transportasi.

Namun, selain dari faktor emisi transportasi, buruknya kualitas udara Jogja juga dipengaruhi oleh penutupan sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan pada 23 Juli-5 September 2023 karena overload membuat para warga kebingungan untuk membuang sampah mereka karena banyak depo sampah yang overload sampah bahkan ada yang ditutup sementara.

Depo sampah Jl. Kusbini (google maps)/dok .pri
Depo sampah Jl. Kusbini (google maps)/dok .pri

Meskipun TPA Piyungan telah dibuka kembali pada 6 September 2023 tidak serta merta masalah dapat teratasi dengan mudah. Karena faktanya setelah pembukaan TPA Piyungan, sampah yang berada di depo-depo tertentu masih mengendap sehingga terjadi overload yang mengakibatkan orang tidak bisa membuang sampah kembali di depo tersebut.

Depo Sampah RW 7 Kampung Jogoyudan (google maps)/dok. pri
Depo Sampah RW 7 Kampung Jogoyudan (google maps)/dok. pri

Hal inilah yang membuat para masyarakat berbondong-bondong membakar sampah untuk menghilangkan sampah dalam sekejap. Anggapan masyarakat mengenai sampah yang hilang dalam sekejap menjadi bumerang tersendiri karena pembakaran sampah yang menghasilkan residu ke udara inilah membuat kualitas udara Jogja tambah memburuk dari waktu ke waktu.  Jika dibiarkan maka akan banyak efek yang dirasakan oleh masyarakat seperti ISPA, Bronkitis, dll.

Sebenarnya dari pemerintah daerah sudah mengimbau dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai cara  memilah sampah agar mudah untuk mengolahnya. Namun, memang tidak mudah untuk merealisasikannya karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun salah satu upaya pemerintah Kota Yogyakarta untuk menanggulangi polusi udara dengan melakukan penghijauan. Namun, lagi-lagi langkah ini masih menjadi tantangan besar dikarenakan untuk mencari lahan terbuka di tengah kota yang semakin sulit membuat langkah ini tidak mudah untuk diwujudkan.

Pada dasarnya menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan sehat merupakan tanggung jawab semua pihak. Karena dengan bergandengan tangan maka permasalahan akan lebih mudah teratasi sehingga dapat berlalu tanpa berlarut-larut. Sebagai masyarakat sudah seharusnya lebih bijak dengan mengolah sampah dan lebih bijak dalam meminimalisir penggunaan barang sekali pakai karena barang terebut akan dengan cepat menjadi sampah. 

Pemerintah juga tidak boleh tutup mata mengenai fenomena ini karena bukan berarti langit yang cerah dan berwarna biru menggambarkan udara yang lebih baik dari pada langit yang kusam dan abu-abu. Pemerintah sudah seharusnya memberikan solusi yang solutif agar masyarakatnya dapat hidup sehat tanpa adanya perasaan was-was akibat polusi udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun