Mohon tunggu...
Afrizal Ramadhan
Afrizal Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Bekerjalah pada keabadian

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berjuang di Tempat yang Tandus

21 Mei 2024   19:04 Diperbarui: 21 Mei 2024   19:07 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengapa tinggal dalam kebisingan? Adakah timbangan yang seimbang? Senyap dan sepi! Apakah Rocky tak takut ditelan tanah tandus? Atau justru tenggelam di pulau yang raya.

Dunia yang penuh tirai kelam,
Mesti harum menyan dan penuh mantra dari para dewa.
Ah datang, dengar, lalu lihat wajah pucat burung di awan,
Bukankah harusnya mereka turun mengeratkan sarang di pohon yang rimbun? Apakah angin sudah tak dapat menerkanya?

Mana ada yang tahu.
Dunia sudah begini kan sejak itu?

Tumbuh sedikit demi sedikit tapi kau tahu tidak akan ada yang benar-benar menjadi bukit. Para pemuja cuma bernyanyi lagu merdeka; lantas apa mereka memahami arti kemerdekaan itu sendiri? Hoi, hoi, tutup saja gentong yang sudah tak berisi. Begini lebih baik, kan.

Memangnya siapa yang pernah berhasil berteman dengan seorang musuh? Bukannya musuh harus dimusnahkan, lah, ini, kok malah diberi makan sampai kenyang lalu lupa buat apa ia bertahan?

Selamat dari rekam jejak, selamat dari pohon pinus yang menjulang sebab di atasnya langit adalah teman sejalan. Tunggu saja sepuluh di tempat dan entah tempat apa yang akan di datang.


2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun