"Hi, my name's Oli and I'm an addict."
Kalimat pembuka itu nggak cuma pengakuan, tapi juga kayak cermin tajam dan jujur yang maksa kita buat ngaca. Di dunia yang sibuk menuntut kita buat selalu kuat, produktif, dan kelihatan baik-baik aja, pengakuan kayak gini justru terasa paling manusiawi. Lagu n/A dari Bring Me The Horizon (BMTH), yang nongol di album Post Human: NeX GEn (24 Mei 2024), bukan sekadar karya musik dia semacam jurnal eksistensial yang dibacain keras-keras di tengah kekacauan batin.
Judul n/A itu sendiri punya lapisan makna. Bisa dibaca sebagai Not Available, tanda kosong, kayak status perasaan yang nggak bisa diakses siapa pun. Tapi juga bisa dimaknai sebagai Narcotics Anonymous, referensi ke ruang pertemuan orang-orang yang berjuang melawan candu. Dan di tengah dua makna itu, kita diajak menyusuri lorong gelap tentang  keterasingan, dan kehilangan jati diri.
Oli Sykes nggak nulis ini buat dramatisasi. Ini luka yang dibuka pelan-pelan, bukan buat ditonton, tapi buat dipahami. BMTH nggak pakai scream atau distorsi berat di sini mereka justru memilih sunyi. Dan kadang, dalam sunyi, kita lebih bisa dengar suara yang selama ini kita tutup-tutupin.
Salah satu bait yang nyantol di kepala:
"Sometimes I just wanna slit my throat / Feel it all leave my body and float / But I won't, 'cause I know how it goes / I'll be another tattoo on your soul."
Ini bukan glorifikasi rasa sakit. Ini kejujuran tentang hari-hari ketika bangun dari tempat tidur aja butuh keberanian ekstra. Saat hidup cuma bisa dijalani detik demi detik, dan satu-satunya pencapaian hari itu adalah: lo masih di sini.
Lagu ini seperti ruang tenang buat ngaku, "Gue capek." Dan jujur, itu penting banget. Dunia terlalu bising dengan tuntutan buat terus baik-baik saja. Padahal nggak apa-apa kalau lo lagi nggak baik-baik aja. n/A bikin kita sadar bahwa jadi rapuh bukan berarti gagal, dan jujur soal luka justru bentuk awal dari keberanian.
Di sini, kita bisa nyambungin ke filsafat Jean-Paul Sartre. Sartre pernah bilang bahwa eksistensi manusia itu didahului oleh kehadiran, bukan esensi. Artinya, kita lahir tanpa makna tetap, dan baru menemukan makna lewat pilihan-pilihan yang kita buat. Tapi gimana kalau semua pilihan terasa kosong? Kalau diri sendiri terasa asing?
Bait ini menggemakan kegelisahan itu:
"I don't feel like myself anymore / And I can't help but feel responsible / So now I try to numb the pain with chemicals / Until I'm someone else again."