Mohon tunggu...
Afnan Iliya Tsabita
Afnan Iliya Tsabita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Buku, film, hiburan, curhat, edukasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setegar Karang

9 Maret 2023   19:03 Diperbarui: 10 Maret 2023   14:38 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku, Jenia, Dina, dan Lidya sudah menjadi teman dekat, jadi Lidya tidak ragu lagi menceritakannya padaku.

"Ibuku meninggal dunia. Karena Ibuku meninggal, ayahku pergi meninggalkanku entah kemana"

"Jadi kamu tinggal sendiri? Saudara-saudaramu di mana?" tanyaku tidak sabar

"Ayah dan Ibuku adalah anak tunggal, begitu juga denganku. Sedangkan nenek dan kakekku sudah lama meninggal dunia"

Mendengar cerita Lidya, aku merasakan hidup seorang diri tanpa saudara satu pun. Setelah mendengar semuanya, aku pun melaporkannya pada Bu Penny, wali kelas kami. Dengan senang hati, akhirnya Bu Penny mengadopsi Lidya.

"Permisi, Mba, ini beritanya"

"Oh ya, terima kasih"

Berita telah selesai dirangkai, waktunya aku menyiarkannya.

Ketika aku membaca beritanya, tiba-tiba aku tertegun. Lidya Maharani, seorang tim medis, telah menjadi salah satu korban tewas tertimpa reruntuhan bangunan yang dihantam rudal di Palestina.

Lidya? Apakah dia Lidya sahabatku yang dulu menhilang? Setelah kuteliti lagi, ternyata benar! Dia adalah Lidya sahabatku yang dulu menghilang. Aku senang karena telah mengetahui keberadaannya. Tetapi aku sedih karena tak mungkin aku bertemu lagi dengannya.

Hari ini aku meminta izin kepada atasanku agar aku bisa pulang lebih cepat. Aku tak sabar untuk menceritakan semua ini pada Jenia dan Dina. Untung saja kami masih bisa bertemu. Pada pertemuan ini, aku menceritakan semuanya tentang Lidya, aku melihat Jenia dan Dina meneteskan air mata. Kami terharu sekaligus kagum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun