Mohon tunggu...
Afnan Iliya Tsabita
Afnan Iliya Tsabita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Buku, film, hiburan, curhat, edukasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setegar Karang

9 Maret 2023   19:03 Diperbarui: 10 Maret 2023   14:38 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen ini merupakan sebuah karya kenangan yang ditulis penulis ketika masih duduk di bangku SMP. Dengan cerpen ini penulis memenangkan Juara 2 Lomba Cipta Cerpen se-Kotamadya. Penulis membagikan cerpen ini dengan alasan untuk berbagi kenangan masa kecilnya dan mengajak para pembaca untuk mengingat kenangan bahagia untuk sedikit melupakan beban yang sudah cukup membuat lelah seharian ini.

Selain itu dengan bantuan dan dukungan dari para sahabat, penulis dapat menjadikan cerpen ini menjadi film pendek.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku adalah seorang reporter. Sekarang aku sedang menunggu berita yang sedang dirangkai. Sambil menunggu berita selesai dirangkai, aku melamun dan mengingat masa ketika aku SMP.

Matahari telah bersinar menembus ventilasi kamarku. Perlahan-lahan aku membuka mataku. Setelah mataku terbuka, kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk bersiap-siap ke sekolah meraih prestasi. Setelah siap, aku berpamitan kepada kedua orang tuaku dan berangkat ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, aku melihat semua orang bergembira. Namun, mataku tertuju kepada seorang siswa perempuan yang terlihat murung. Entah kenapa hatiku menjadi sedih. Padahal aku kira hari ini adalah hari ketika semua orang bergembira. Aku baru sadar, siapakah anak itu, dan kenapa dia ada di sini?

"Kriiiing.....Kriiiing..... Kriiiiiiiiiing !"

Pertanyaanku belum sempat terjawab bel sudah saja berbunyi. Kulangkahkan kakiku menuju kelas. Di kelas sudah ada Jenia dan Dina yang sudah lama menungguku.

"Liya, tumben datangnya lebih siang"

"Memangnya kenapa? Yang penting tidak telat 'kan?"

"Iya, sih, tapi kenapa kamu datangnya lebih siang?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun