Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Surat Terbuka Untukmu yang Terluka

19 Juni 2018   21:34 Diperbarui: 19 Juni 2018   21:46 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Quote Ambition

Hai,
Bagaimana kabar hatimu? Apakah ia sudah baikan, atau masih terkapar tak berdaya? Jika belum pulih jua, cobalah baca surat sederhana ini. Semoga ia merasa lebih baik nantinya, ya.

Seseorang pernah berceloteh kepadaku tentang rasanya kehilangan. Sakiiit sekali, katanya. Seseorang itu telah kehilangan sosok yang telah begitu banyak memberi kenangan manis bertahun-tahun lamanya, tapi malah memilih untuk berbahagia dengan yang lain. Lalu ia juga pernah kehilangan sosok yang menjadi alasan untuk bersemangat setiap hari, namun sayang sekali harus menghilang untuk selamanya. Hm, membayangkannya saja sudah membuat hatiku ngilu.

Lantas, pernahkah kita berpikir kenapa rasa kehilangan itu ada?

Maka dari itu, izinkan aku menyampaikan beberapa hal. Sedikit saja. Kamu tak perlu jenuh untuk mendengarnya.

Bahwa sesungguhnya kehilangan adalah perasaan yang kita bentuk sendiri. Iya, ibaratnya kamu punya barang yang menurutmu paling baik dan kemudian tiba-tiba diambil orang. Apa yang terjadi? Kamu akan marah, sedih, dan selalu berusaha membuatnya kembali dengan segala cara. Di sanalah kamu akan merasa kehilangan.

Coba saja kamu berusaha mengubah mindset barang setitik, bahwa apapun yang terjadi adalah ketetapan terbaik dari Tuhan yang amat sayang kepadamu, maka ikhlas akan lebih mudah tumbuh subur di sanubari.

Ikhlas.

Kamu pasti sering mendengar kata itu. Sikap yang sulit dilakukan, tapi harus terjadi. Jika kamu pernah membaca novel "Ephemera" karya Ahimsa Azaleav, kamu pasti mengetahui rumus ini: hilang+ikhlas=kembali. Entah dalam bentuk yang sama, atau yang lebih baik. Yang jelas, Tuhan takkan pernah mengecewakanmu. Bagaimana mungkin Ia akan membiarkan ciptaanNya menderita di luar batas? La yukallifullah nafsan illa wus'aha.

Iya, melakukannya memang tak semudah menulis surat ini, tapi bukan berarti tidak mungkin, kan? Mari kita mencobanya bersama demi kebaikan hati masing-masing. Sepakat?

Sadari juga bahwa kisah kasih yang happy ending tak selalu tentang bersatunya dua hati yang pernah saling mencinta, tapi juga tentang mengikhlaskan. Melepas segala upaya yang telah tergenggam ego. Toh, pada akhirnya itu semua hanyalah titipan dan akan kembali padaNya.

Ikhlas bukan hanya soal melepas, tapi juga menerima. Memeluk segala manis dan pahit atas ketentuan-Nya. Taukah kamu? Terkadang luka akan semakin memburuk bila hanya dibiarkan menganga. Maka, cobalah untuk merawat luka itu. Menikmati pedih yang disuguhkan.

Percayalah, bahwa semua luka akan mengering. Rasa sakit pasti akan habis dimakan waktu. Pasti. Nothing lasts forever.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun