"Energinya tak pernah habis," kata mereka,
"Ekstrovert parah," bisik tawa di sela-sela cerita.
Mereka tak tahu di balik topeng yang kupakai,
Ada lelah yang menjalar, letih yang tak usai.
Senyum ini, tawa ini, adalah persembahan,
Bukan tanpa harga, bukan tanpa pengorbanan.
Di sudut hati, kuteriak ingin berdiam,
"Tidak bisa lagi," "Badanku sedang suram."
Ingin kuucap, seperti mereka yang bebas,
"Aku tak ikut," "Kuingin jeda dan lepas."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!