Mohon tunggu...
A Afgiansyah
A Afgiansyah Mohon Tunggu... Dosen - Digital communication specialist

Praktisi dan Akademisi Komunikasi Media Digital dan Penyiaran. Co-Founder Proxymedia.id // Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana, Universitas Indonesia, dan Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Cuan TV Vs Cuan Online

25 Juni 2022   10:21 Diperbarui: 27 Juni 2022   21:40 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi media TV dan media online. Sumber: Freepik.com/@bbk22 & Envatotuts+/`Ali

Jumlah ini sekitar 2,6 kali lebih besar daripada belanja iklan televisi pada tahun yang sama atau sebesar 6.551 triliun rupiah. Jika pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru, Nusantara membutuhkan perkiraan dana sebesar 500 triliun rupiah, maka perolehan belanja iklan media digital di seluruh dunia bisa digunakan untuk membiayai pembangunan sekitar 13 kota setara IKN.

Membandingkan cuan TV dengan media online di tataran global tampak jelas siapa pemenangnya. Belanja iklan televisi di seluruh dunia pada angka 2.498 triliun rupiah sudah tertinggal jauh dengan perolehan media online sebesar 6.551 triliun rupiah, lebih besar hingga hampir 3 kali lipat. Bagaimana dengan di Indonesia?

Sebelum membandingkan perolehan media televisi dan media online, kita akan coba lihat dahulu besaran kue iklan semua media di Indonesia.

Mengutip data riset dari Nielsen pada bulan Maret 2022, total belanja iklan sepanjang tahun 2021 di Indonesia tercatat sebesar 259 triliun rupiah. Kue iklan ini diperebutkan oleh media cetak, radio, televisi, dan online.

Data dari Nielsen ini tidak mengikutkan media luar ruang seperti papan reklame baik statis atau layar-layar LED di ruang publik. Selain itu, iklan untuk film yang tayang di bioskop juga dikecualikan.

Berdasarkan data tersebut, raihan kue iklan paling kecil di Indonesia selama tahun 2021 diterima oleh Radio. Nielsen mencatat perolehan sebesar 0,4% saja oleh media radio dari 259 triliun atau sebesar 1 triliun secara total dari sekitar 3.000 stasiun radio yang tersebar di seluruh Indonesia. Jika dibandingkan dengan kue iklan secara global, perolehan untuk radio di Indonesia terbilang sangat kecil.

Mengacu pada data dari Magna pada tahun 2021, radio di seluruh dunia masih berhasil merebut 4,1% kue iklan bersaing dengan media cetak, televisi dan media online. Namun sama seperti di Indonesia, pada tingkat global radio juga menempati posisi paling buncit dalam perolehan iklan.

Posisi berikutnya ditempati oleh media cetak sebesar 5,5% dari kue iklan dengan angka 14,2 triliun rupiah dari sekitar 1.700-an perusahaan media cetak di seluruh Indonesia yang diakui Dewan Pers. Perolehan ini hampir sama dengan kue iklan media cetak di level global sebesar 6,4% dan menempati posisi kedua dari bawah.

Sebelum kita mengungkap raihan kue iklan media televisi dan online di Indonesia, perlu diketahui Nielsen mencatat perolehan belanja iklan media berdasarkan pengamatan slot terisi dicocokkan dengan harga rilis. Sebagai contoh, slot iklan di satu program berita televisi dirilis seharga 100 juta rupiah.

Lalu, jika Nielsen memantau ada 5 iklan tayang di program tersebut, maka akan dicatat perolehan sebesar 500 juta rupiah. Pada kenyataannya, harga rilis bisa dinegosiasikan atau ditawar oleh pengiklan. Apalagi ketika pengiklan membeli dalam volume besar. Stasiun televisi bisa memberikan diskon besar-besaran hingga lebih dari 50%. Artinya data belanja iklan dari Nielsen bersifat estimasi, bukan perolehan sesungguhnya.

Nah, sekarang kita lihat siapa lebih unggul menguasai kue iklan di Indonesia antara media televisi dengan media online. Berdasarkan data Nielsen, sepanjang tahun 2021 media online berhasil meraup 15,9% kue iklan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun