Mohon tunggu...
A Afgiansyah
A Afgiansyah Mohon Tunggu... Dosen - Digital communication specialist

Praktisi dan Akademisi Komunikasi Media Digital dan Penyiaran. Co-Founder Proxymedia.id // Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana, Universitas Indonesia, dan Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Livestream, Podcast, Broadcast: Apa Bedanya?

4 Juni 2022   19:38 Diperbarui: 4 Juni 2022   19:43 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Podcast Livestreaming. Sumber: Shutterstock/@Alex From The Rock

Livestream dan podcast, keduanya jadi aktivitas umum bagi pengguna internet saat ini. Paling gampang adalah ketika mencari jadwal tayangan langsung pertandingan sepak bola, maka dengan mengetik livestreaming pertandingan yang kita minati di mesin pencari akan muncul tautan-tautan menunjukkan tayangan yang dicari. Lalu podcast saat ini identik dengan talkshow yang dibawakan selebriti melalui kanal Youtube. Apakah ini pemahaman yang tepat? Lalu, jauh sebelum internet jadi medium yang digunakan secara masal, ada istilah broadcast untuk menjangkau khalayak secara masal. Apa hubungan broadcast dengan podcast?

Sebenarnya ketiga istilah ini berasal dari hal-hal yang sangat teknis. "Stream" dan "cast" bisa dibilang memiliki makna yang sama dalam konteks mengirimkan data. Istilah pertama, "stream" jika dipadankan dengan bahasa Indonesia berarti "arus". Mengalirkan lewat arus, bisa jadi terjemahan bebas dari "stream". Sementara "cast" sepadan dengan kata "pancaran" dalam bahasa Indonesia. Mengalirkan dan memancarkan. Keduanya berarti mengirimkan sesuatu.

Apa yang dikirimkan? Dalam hal ini kita membahas mengenai pengiriman pesan. Lebih spesifik, pesan dalam bentuk audio visual. Agar bisa dipahami lebih mudah, contoh dari pengiriman pesan audio visual adalah siaran televisi. Sementara pengiriman pesan berbentuk audio saja contohnya adalah siaran radio. Stasiun penyiaran mengirimkan pesan kepada khalayak luas berbentuk konten audio visual.

Jika kita bicara "broadcast", maka siaran menjadi kata yang sepadan dengan istilah ini dalam bahasa Indonesia. Radio merupakan media paling awal yang mewujudkan terjadinya siaran. Broadcast dalam bahasa Inggris. Broad berarti luas. Sementara cast berarti memancarkan. Broadcast berarti memancarkan secara luas atau kita kenal dengan siaran. Secara spesifik, istilah broadcast disematkan pada kegiatan media televisi dan radio. Keduanya dikenal dengan media penyiaran.

Berawal dari istilah teknis, broadcast menjadi istilah untuk media massa. Bahkan istilah ini menjadi cabang ilmu tersendiri di bawah disiplin ilmu komunikasi. Bahasan mengenai penyiaran radio dan televisi dipelajari mulai dari strategi penayangan konten kepada khalayak, produksi tayangan, organisasi penyelenggara siaran, aspek-aspek industri, hingga dampak dari tayangan. Broadcast atau penyiaran berkembang menjadi stau terminologi yang cukup luas.

Lalu apa hubungan antara broadcast dengan podcast? Memang, saat ini cukup populer tayangan di Youtube dan media sosial lainnya menggunakan konsep kreatif podcast. Setting acara ini berupa talk show, wawancara dengan menampakkan property mikrofon dan headset. Namun ini bukan podcast yang sesungguhnya. Tayangan podcast di Youtube hanya konsep kreatif. Lalu seperti apa podcast yang sesungguhnya?

Istilah podcast terkait dengan produk keluaran Apple berupa pemutar audio digital bernama iPod. Perangkat portabel ini pertama kali dikeluarkan pada tahun 2001. Alat ini menjadi populer untuk mendengarkan musik digital sebagai alternatif baru dari "walkman" dan "discman". Sejak tahun 1979, masyarakat dapat mendengarkan musik secara portabel dengan diperkenalkannya alat pemutar kaset audio oleh Sony dengan sebutan "walkman". Dalam perkembangannya, teknologi digital mulai diterapkan untuk penyimpanan audio dalam bentuk CD atau "compact disc". Sejak 1984, Sony mulai memperkenalkan "discman" sebagai alat pemutar CD portabel.

Kembali ke iPod. Jika "walkman" perlu kaset dan "discman" perlu CD untuk diputar, maka iPod tidak memerlukan alat tambahan untuk memutar musik. Menggunakan software "iTunes", pengguna cukup menyalin file lagu ke media penyimpanan yang sudah terintegrasi dengan iPod. Alat ini pun menjadi jauh lebih kecil daripada "walkman" dan "discman". Pilihan lagu untuk dimainkan pun juga lebih banyak tanpa perlu mengganti-ganti kaset.

Nah, para pecinta program radio pun ikut memanfaatkan iPod untuk memutar konten audio selain musik. Talk show jadi satu pilihan. Acara bincang-bincang di radio ini direkam lalu kemudian disebarkan secara online untuk kemudian diputar di iPod. Jadilah istilah "iPod broadcast" atau siaran melalui iPod menjadi Podcast.

Ini asal-muasal istilah Podcast. Awalnya bukan broadcasting dalam arti sesungguhnya karena persebaran konten pada dasarnya belum masal, tersirkulasi di seputar orang-orang yang hobi dengan talk show di radio.

Broadcasting dalam arti sesungguhnya memancarkan secara masal. "Broad", berarti luas atau masal. Ini membedakan dengan istilah "narrowcasting" atau siaran terbatas. Pada masa awal siaran radio, narrowcasting membedakan siaran radio terbatas antar pengguna dengan broadcasting, siaran radio dari stasiun penyiaran dipancarkan ke khalayak umum. Pada perkembangannya istilah narrowcasting dipergunakan kembali untuk siaran televisi kabel atau satelit dengan khalayak terbatas. Misalnya siaran TV kabel dengan khalayak di satu daerah tertentu saja atau siaran TV satelit yang ditujukan untuk komunitas tertentu saja.

Kita kembali lagi ke Podcast. Setelah masa awal distribusi rekaman talk show radio untuk bisa didengarkan di iPod, disebarkan dari website ke website dan dimasukkan ke iTunes lewat aplikasi pihak ketiga, pada tahun 2005 Apple mulai mengembangkan fitur Podcast. Fitur yang disematkan pada iTunes ini memudahkan para produser konten Podcast untuk mengunggah langsung ke platforn tersebut. Penikmat Podcast juga bisa langsung mencari ragam konten melalui iTunes. Dengan perkembangan ini, stasiun radio besar pun ikut merilis konten Podcast melalui iTunes sehingga pengguna disuguhi pilihan konten yang semakin beragam.

Selain perkembangan aplikasi yang diikuti semakin beragamnya konten Podcast, teknologi telepon seluler pun berkembang jadi telepon pintar atau smart phone. Perangkat iPod pun tidak terlalu dibutuhkan lagi. Namun kegiatan Podcast masih berkembang. Aplikasi audio juga semakin beragam. Selain iTunes, aplikasi Spotify jadi dominan di kalangan pendengar audio. Aplikasi ini memberikan layanan streaming audio mulai dari musik hingga Podcast.

Nah, di sini kita bertemu dengan istilah streaming. Seperti kita bahas sebelumnya, secara prinsip streaming dan casting sama-sama menyebarluaskan konten. Jika broadcasting disematkan pada penyiaran radio dan televisi, maka streaming menjadi istilah penyebarluasan konten melalui internet. Dengan kata lain, istilah streaming identik sebagai kegiatan siaran di internet.

Sebelum istilah streaming cukup populer, ada istilah "webcasting". Pada masa-masa awal, Youtube salah satu platform populer untuk streaming menggunakan slogan "broadcast your self", mengajak pengguna untuk "bersiaran" di internet. Namun tentunya bersiaran di Youtube pada masa awal ini tidak dilakukan secara langsung. Pengguna hanya mengunggah videonya ke Youtube. Pada masa sekarang lebih kita kenal dengan istilah "video on demand" atau VOD. Istilah ini membedakan konten-konten yang disiarkan secara langsung di Youtube yang dikenal dengan istilah "live streaming".

Sekarang, semua siaran langsung di platform internet dikenal dengan istilah live streaming. Istilah ini paralel dengan siaran langsung atau live broadcasting. Jika live broadcasting terjadi di TV atau radio, maka live streaming terjadi di media online walaupun dengan konten yang sama seperti pertandingan sepak bola yang disiarkan langsung di televisi, radio, dan platform internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun