Mohon tunggu...
Muhammad Afandi Helmi
Muhammad Afandi Helmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Doing better

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030061

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pahit Manis Kupat Glabed

14 April 2021   08:54 Diperbarui: 14 April 2021   09:13 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maukah kkamu menjadi isteriku?"

"Jelas maulah, Mas. Aku akan terus selalu bersamamu apa pun keadaannya."

Kemudian, menikahlah Daryono dengan Marwati. Hari bahagia itu menjadi sejarah dalam kehidupan mereka. Kehidupan awal mereka sangat bahagia. Marwati selalu memotivasi dan menyemangati Daryono saat ia bekerja. Terkadang ia juga membantu Daryono dalam berdagang apabila warungnya sedang ramai. Pundi-pundi kekayaan mereka pun bertambah. Kini, kehidupan Daryono semakin bahagia. Kesuksesannya semakin menanjak. Namun, ia tak lupa diri. Daryono selalu mendatangi Yu Tinah walau hanya sekedar menanyakan kabar. Namun sayang,Daryono tak tahu keberadaan Pak Adi sekarang. Daryono hanya membalas jasa beliau dengan selalu menyebutkan dalam setiap doa yang tercurah dari bibirnya.

Saat sang raja cahaya mulai terlihat dari tempat persembunyiannya dan terdengar lantunan kokok ayam, Daryono memulai rutinitasnya. Dengan diiringi doa dan langkah mantap, Daryono membuka lapak kupat glabed miliknya. Daryono merasa semakin hari ia merasa semakin aneh dengan warungnya. Walaupun sang surya semakin menampakandiri pada dunia, tak satupun orang terlihatmendataangi warung kupat milik Daryono. Memang, akhir-akhir ini Daryono merasa warungnya sedang sepi pembeli. Berbagai spekulasi pun berkutat di pikirannya. Namun, satu dugaan yang paling kuat yaitu karena dibukanya warung kataglabed di seberang warung milik Daryono. Warung tersebut terbilang tidak terlalu dekat dengan kepunyaan Daryono, tetapi banyak pelanggan Daryono yang akhirnya berpindah selera. Ia pun mencoba bersabar dan terus bertawakal. Akhirrnya, tepat saat matahari berada pada garis lurus kepala, datanglah satu pembeli. Daryono menyapa dan melayaninya dengan ramah. Daryono sangat bersyukur karena ia masih bisa membuat dapur rumahnya terusmengepul. Kemudian, datanglah pmbeli-pembeli selanjutnya. Total pembeli yang telah Daryono layani hanyalah lima orang. Meski Daryono merugi dan merasa sedih, ia tetap bersyukur dan mencoba untuk menyisikhkan sebagian rezekinya hari ini.

Semakin hari, warung Daryono semakin sepi. Pendapatannya terus menurun. Hal ini membut Daryono akhirnya berhutang pada Pak Tono, orang terkaya di lingkungan rumahnya. Tak ada pilihan lain baginya. Usahanya ini harus terus berjalan. Keadaan Daryono semakin terpuruk dengan berubahnya sikap sang isteri. Setiap Daryono pulang dari warung, Marwati selalu marah karena uang yang Daryono berikan kkepadanya tak sebesar dulu. Berangsur-angsur aset milik Daryono pun raib dijual sang isteri dengan alasan ia tak punya uang untuk memberi makan keluarga. Banyak pula aset yang harus Daryono jual untuk menutupi hutangnya. Akhirnya, Daryono pun sampai pada titik batas kesabarannya. Sungguh ia merasa telah salah memilih Marwati untuk menjadi teman hidupnya. Janjinya dulu yang mengatakan bahwa ia akan terus selalu bersama Daryono apapun keadaan mereka, hanyalah janji palsu belaka. Daryono mulai menyadari bahwa Marwati hanya memanfaatkan kekayaannya. Ditambah lagi dengan Allah belum memberikan mereka keturunan, membuat kehidupan mereka semakin tak karuan. Marwati memilih untuk pergi sementara waktu meninggalkan Daryono.

Pikiran yang berat ini, membuat Daryono jatuh sakit. Dokter memfonisnya  penyakit hipertensi. Daryono harus berbaring di rumah untuk sementara waktu. Ia pun tak dapat mencari nafkah. Marwati yang seharusnya mendampingi Daryono malah entah hilang kemana. Setelah sembuh, Daryono mencoba untuk tetap mempertahankan warung kupat glabednya  Dengan keadaan yang semakin tak karuan,  Daryono tak sepenuh hati dalam membuat kupat glabed. Banyak pelanggan yang mengeluh karena masakannya tak seenak dahulu.

Perasaan memang dapat membuat segalanya menjadi berubah dan berbeda.Daryono pun tak ingin hal ini terus-menerus menimpa dirinya. Jika hal ini terus terjadi, semakin lama usahanya akan mengalami kebangkrutan. Sebelum hal tersebut terjadi, Daryono memutuskan untuk segera menutup warungnya dan memindah warung tersebut ke Jakarta. Ia harus bangkit dan tetap mempertahankan apa yang telah ia perjuangkan dahulu yaitu usaha kupat glabed. 

Saat isterinya pulang ke rumah, Daryono langsung pamit kepada isterinya untuk berkelana merantau ke kota metropolitan. Daryono ingin memperbaiki kehidupannya dan ingin menengkan pikirannya. Dengan berat hati, Daryono meninggalkan Marwati yang entah bagaimana perasaan yang sesungguhnya ia rasakan. Daryono tak yakin ia pergi untuk kembali, karena yang terbesit di pikirannya hanya pergi dari kota ini. Tak peduli bagaimanna respon Marwati, Daryono langsung melangkahkan kaki untuk mengejar kehidupan barunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun