Kisah ini bermula dari berdirinya Persib pada tanggal 14 Maret 1933 di Bandung. Sebagai representasi sepak bola dari tatar Pasundan, Persib dengan cepat menarik perhatian masyarakat. Pada masa-masa awal, sepak bola menjadi salah satu hiburan utama dan ajang pemersatu, terutama di kalangan pemuda. Keberhasilan Persib dalam berbagai kompetisi di era perserikatan semakin mengukuhkan posisinya di hati masyarakat Jawa Barat. Gelar juara yang diraih menjadi kebanggaan dan menumbuhkan identitas kolektif.
Seiring berjalannya waktu, dukungan terhadap Persib tidak hanya terbatas di Bandung. Gelombang dukungan meluas ke berbagai kota dan kabupaten di Jawa Barat. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap fenomena ini adalah:
Prestasi yang membanggakan
Kemenangan demi kemenangan yang diraih Persib dalam berbagai kompetisi, baik di tingkat regional maupun nasional, membangkitkan rasa bangga sebagai orang Jawa Barat. Setiap gelar juara menjadi pesta seluruh masyarakat.
Identitas kedaerahan
Persib bukan hanya sekadar tim sepak bola, tetapi juga simbol identitas kedaerahan. Dukungan terhadap Persib menjadi wujud kecintaan terhadap tanah Pasundan. Lagu-lagu dan atribut Persib menjadi bagian tak terpisahkan dari ekspresi identitas ini.
Solidaritas dan komunitas
Kehadiran Persib melahirkan komunitas-komunitas suporter yang solid di berbagai daerah. Mereka memiliki ikatan emosional yang kuat terhadap tim dan sesama pendukung. Kegiatan nonton bareng, konvoi, dan aksi sosial yang dilakukan komunitas ini semakin mempererat tali persaudaraan.
Figur pemain legendaris
Munculnya pemain-pemain legendaris yang membela Persib dan memiliki karisma kuat juga turut memengaruhi loyalitas suporter. Mereka menjadi idola dan inspirasi bagi generasi muda Jawa Barat.
Liputan mediaÂ